TRIBUNNEWS.COM, MADRID - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH, melakukan pertemuan dengan El Centro de Inteligencia contra el Terrorismo y el Crimen Organizado (CITCO) / Intelligence Center Against Terrorism and Organised Crime yang merupakan Badan Anti Teror negara Spanyol.
Pertemuan tersebut dilaksanakan di Madrid, Spanyol, pada Jumat (28/4/2017) waktu setempat atau malam WIB. Kepala BNPT disambut langsung oleh pimpinan Citco, José Luis Olivera Serrano bersama jajarannya.
Kunjungan tersebut merupakan undangan dari pihak CITCO sebagai upaya untuk memperkuat kerjasama di bidang Penaggulangan Terorisme.
“Pihak badan anti teror Spanyol ingin mengetahui perkembangan dalam hal penanganan terorisme di Indonesia. Selain itu dengan banyaknya kejadian-kejadian di Eropa kita juga ingin mengetahui mengeani perkembangan terorisme di Spanyol. Karena perlu diketahui, Spanyol juga merupakan salah satu pintu masuk ke Eropa,” papar Komjen Pol Suhardi Alius, Sabtu dinihari WIB usai melakukan pertemuan tersebut
Kepala BNPT mengungkapkan, pertemuan tersebut sebagai tindak lanjut dari penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Indonesia dengan Spanyol yang telah berlangsung pada tahun 2015 lalu dalam bidang penanggulangan terorisme.
“Dimana dalam MoU tersebut Indonesia diwakili oleh BNPT, sedangkan dari pihak Spanyol diwakili oleh Citco itu sendiri,” kata mantan Kabareskrim Polri ini.
Dalam pertemuan tersebut Alumni Akpol tahun 1985 ini mengatakan kalau kedua pihak juga bertukar informasi tentang perkembangan ancaman terorisme pada kedua negara termasuk radikalisme melalui media sosial serta Foreign Terrorist Fighter (FTF).
“Setelah bertukar informasi dan saling mendengarkan informasi mengenai ancaman terorisme, maka Indonesia dan Spanyol pun sepakat untuk meningkatkan kerjasama penanggulangan terorisme ke depannya,” jelas mantan Kabareskrim Polri ini
Dalam paparannya di hadapan petinggi Citco mantan Kapolda Jawa Barat ini menjelaskan bahwa terorisme telah menjadi ancaman global yang serius.
Apalagi dalam kurun waktu sepuluh tahun yang lalu dan tidak ada negara yang kebal dari terorisme.
Dimana serangan teroris telah terjadi di seluruh dunia, mulai dari Madrid tahun 2004, Nice, Berlin, Istanbul, Brussel, New York, London, Paris termasuk ibu kota Jakarta.
“Kami beruntung sejauh ini bahwa kami dapat berhasil mendeteksi dan meminimalkan serangan yang jauh lebih serius. Kami menggunakan dua langkah dalam penangguangan terorisme yaitu soft approach (pencegahan) dan hard approach (penindakan). Kami sampaikan pula bahwa pada beberapa pekan lalu kami tidak punya pilihan selain menembak 3 teroris di Jawa Timur karena aparat kami mendapatkan perlawanan,” ungkapnya.
Menurutnya, tujuan utama dari kelompok teroris tersebut yakni untuk beruapaya membangun Negara Islam Indonesia dengan mengubah konstitusi negara Indonesia.
“Mereka telah mengatakan bahwa negara Barat dan pemerintah sebagai musuh. Mereka menyatakan jihad sebagai strategi mereka untuk melawan,” ujarnya.
Di pertemuan tersebut mantan Kepala Divisi Humas Polri ini menjelaskan bahwa BNPT sendiri bertanggung jawab untuk merumuskan kebijakan, strategi dan program Nasional / Pemerintah Pusat di bidang penanggulangan terorisme, serta mengkoordinasikan institusi pemerintah dalam hal implementasi kebijakan nasional.
Dimana BNPT sendiri saat ini telah berkoordinasi dengan 31 Kementerian/Lembaga pemerintah ditambah pemerintah provinsi dalam menerapkan kebijakan nasional untuk penanggulanggan terorisme ini.
“Termasuk dalam menjalankan program deradikalisasi untuk dapat menyentuh akar permasalahan terorisme yang ada di hulu tentunya kami tidak bisa bekerja sendirian. Perlu adanya dukungan dari kementerian dan lembaga terkait juga. Dan pihak Spanyol pun mengapresiasi program Deradikalisas," urainya.
Lebih lanjut mantan Wakapolda Metro Jaya ini juga menjelaskan bahwa pihaknya merekrut generasi penggiat media sosial dan internet untuk menjadi duta damai di duna maya.
"Mereka bertugas menyebarkan pesan-pesan damai dan positif dengan bahasa anak muda di media sosial dan internet,” katanya.
Selain itu, BNPT juga melibatkan para mantan kombatan yang sudah bertobat untuk menyempurnakan program deradikalisasi, baik bagi napi terorisme di dalam Lembaga Pemasyarakat (Lapas) maupun mereka yang sudah bebas.
“Tentunya kami juga memberikan pelatihan keterampilan kewirausahaan bagi keluarga mantan teroris, beasiswa bagi anak-anak mereka. Itu dilakukan agar mereka tidak terpinggirkan dan bisa diterima di masyarakat sehingga tidak kembali lagi ke jaringan lamanya,” ujar mantan Kapolres
Dan José Luis Olivera Serrano selaku pimpinan CITCO pun juga menyampaikan penghargaan yang tinggi atas terlaksananya pertemuan tersebut.
Seperti diketahui, CITCO merupakan Badan Anti Teror yang berada di bawah Kementerian Dalam Negeri Spanyol. Seperti juga halnya dengan BNPT, CITCO terdiri dari Dalam kunjungannya ke Spanyol, Kepala BNPT didamping Mayjen TNI Gautama Wiranegara (Sekretaris Utama/Sestama BNPT), Dr. Amrizal, MM, (Inspektur BNPT), Brigjen Pol. Drs Hamidin (Deputi III bidang Kerjasama Internasional), Brigjen Pol. Drs Budiono Sandi (Direktur Kerjasama Bilateral), Brigjen Pol. Drs. Torik Triyono, M.Si (Direktur Penindakan) dan Wandi Adriano Syamsu, BA (Kasubdit Kerjasama Amerika-Eropa). Turut mendampingi pula dalam pertemuan tersebut para pejabat KBRI di Madrid, Spanyol.