Pembangunan bidang ketenagakerjaan dalam beberapa tahun terakhir terus mengalami perkembangan yang positif, khususnya pada angka pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan sosial.
Namun begitu, Menteri Ketenagakerjaan RI (Menaker) M. Hanif Dhakiri menilai bahwa hal upaya yang sudah dilakukan harus kembali ditingkatkan. Salah satunya, keterlibatan secara aktif oleh seluruh komponen masyarakat.
“Sehingga membutuhkan dukungan dari seluruh pihak, agar pemerintah bisa terus bekerja mengurangi kemiskinan, mengurangi ketimpangan sosial, dan juga mengurangi pengangguran,” kata Menaker saat memberikan sambutan pada acara ‘Sarsehan, Haflah Akhirussanah, dan Istighotsah Pondok Pesantren Al Fadlu Wal Fadhilah’ Kendal, Jawa Tengah pada hari Kamis (04/5/2017).
Dalam beberapa tahun terakhir, upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat mulai membuahkan hasil.
Seperti gini ratio pada tahun 2016 sebesar 0,397 yang mana mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015 sebesar 0,402.
Kemudian jumlah penduduk miskin tahun 2016 (per September) yang turun menjadi 27,76 juta jiwa (10,70 persen) dari pada periode yang sama tahun 2015 sebesar 28,51 juta jiwa (11,22 persen).
Angka pengangguran juga mengalami penurunan, dimana angka pengangguran di Indonesia pada 2016 sebesar 7,02 juta orang (5,5 persen dari total penduduk) yang mana lebih rendah jika dibanding dengan tahun 2015 yang mencapai 7,45 juta orang (sekitar 5,81 persen).
Namun begitu, Indonesia masih dihadapkan pada kesenjangan keterampilan yang dapat berpengaruh terhadap kesenjangan sosial.
Menurut Menaker, kunci utama untuk menyelesaikannya adalah peningkatkan kompetensi masyarakat Indonesia.
Oleh karena itu, lembaga pendidikan berbasis kemasyarakatan seperti pesantren memiliki peran penting untuk menuju ke arah tersebut.
“Karena pesantren inilah yang menjadi pusat penggemblengan bagi SDM yang punya karakter, yang punya akhlak,” urainya.
Menaker pun berpesan kepada para alumni pesantren, peran untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia tersebut dapat diraih melalui berbagai inovasi.
Hanya saja, inovasi-inovasi tersebut jangan sampai mengurangi esensi perjuangan pesantren dalam mewujdukan SDM yang berkarakter kuat.
“Kita membutuhkan orang-rang kompeten dengan basis dasar akhlak yang kuat. Dan itu ada di pesantren,” ujarnya.(*)