TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul menjelaskan kronologi tewasnya dua orang terduga teroris, usai baku tembak dengan Satgas Operasi Tinombala, di wilayah pegunungan Kecamatan Poso Pesisir Utara pada Senin kemarin (15/5/2017).
Martinus mengatakan, pada hari itu Tim Satgas melakukan patroli.
Kemudian dalam patroli tersebut, mereka melihat ada sekelompok orang membawa senjata.
"Kemudian disampaikan supaya dilakukan pemeriksaan. Namun, mereka malah membalas dengan tembakan," kata Martinus, di Jakarta, Selasa (16/5/2017).
Mendapat perlawanan tersebut, Tim Satgas menduga kelompok itu merupakan bagian dari kelompok teroris yang ada di Poso. Kemudian, terjadilah baku tembak.
"Setelah baku tembak, ada dua orang yang meninggal dunia karena tembakan dari Satgas," kata Martinus.
Usai dilakukan pemeriksaan, ciri-ciri korban tewas mirip dengan yang ada dalam Daftar Pencarian Orang sembilan orang kelompok teroris Poso.
Untuk sementara ini, kedua korban tewas diduga adalah Ashkar dan Barok.
"Tetapi, tentu kami akan melakukan pemeriksaan identifikasi ini dengan membandingkan DNA, ciri-ciri fisik, sidik jari, dan sebagainya," kata Martinus.
Sebelumnya dikabarkan, kontak senjata terjadi antara pasukan Satuan Tugas Operasi Tinombala dengan kelompok yang diduga anggota Mujahidin Indonesia Timur, yang merupakan sisa dari jaringan teroris Santoso, di wilayah pegunungan Kecamatan Poso Pesisir Utara pada Senin (15/5/2017).
Dalam peristiwa itu dua orang dari kelompok itu tewas.
Sementara di pihak satgas, Pratu Zulfika, seorang personel TNI dari Raider Yonif 154 harus mendapatkan perawatan intensif di RSUD Poso akibat terkena tembak.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun Kompas.com dari anggota Satgas gabungan TNI dan Polri yang ada di lapangan, kontak tembak terjadi sekitar pukul 12.05 Wita di daerah Simpang Angin Pegunungan Biru,Poso Pesisir Utara.
"Ada dua jenazah di TKP namun belum teridentifikasi dan belum bisa dievakuasi mengingat kondisi cuaca dan medan yang sangat berat. Untuk sampai ke lokasi, tim harus bekerja sangat hati-hati," ucap seorang anggota Satgas Tinombala yang enggan disebutkan namanya.(Estu Suryowati)