Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rombongan pengurus Ikatan Istri Partai Golkar (IIPG) yang dipimpin oleh Deisti Setya Novanto selaku Ketua Umum, kini tiba di Langkat, Sumatera Utara, Sabtu (20/5/2017).
Kedatangan di Langkat, Sumatera Utara yang bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional ini, IIPG mengunjungi daerah Langkat di Sumatera Utara.
Isteri Setya Novanto itu juga menyampaikan rasa syukurnya kehadiran di Sumatera Utara, bertepatan dengan peringatan Kebangkitan Nasional.
Deisti menegaskan bahwa hari Kebangkitan Nasional dipahaminya sebagai kesadaran awal akan perlunya persatuan bangsa dalam melawan imperialisme dan kolonialisme saat itu.
“Namun demikian, kita begitu prihatin atas segala upaya yang mengarah kepada upaya memecah belah bangsa ini,” jelasnya.
Lebih lanjut Deisti menyampaikan, kesamaan tujuanlah yang dapat mengesampingkan perbedaan yang ada di antara sesama anak bangsa.
“Untuk itu, marilah kita tidak melupakan sejarah, untuk tidak mengkhianati perjuangan para pendahulu kita, dengan mengesampingkan kepentingan golongan untuk bersama-sama dalam meraih tujuan bangsa ini. Kebersatuan dalam keberagaman adalah karakter bangsa Indonesia,” tegasnya.
Untuk itu pula IIPG, masih menurut Deisti, dalam perannya membantu perjuangan para suami, ikut menyuarakan persatuan bangsa.
Berbagai program, kami berupaya memberikan kontribusi, sekecil apapun kontribusi, dan ini adalah bentuk kepedulian kami kepada bangsa ini.
“Kepada komunitas terkecil dari masayarakat, yaitu: keluarga, IIPG melalui beberapa program penyuluhan yang dikemas dalam bhakti sosial saat ini, senantiasa mengajak keluarga untuk meningkatkan ketahanan keluarga dalam berbagai aspek, baik pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan hidup,” katanya.
etua IIPG Sumatera Utara, Nuraidah Ngogesa Sitepu menegaskan, IIPG menaruh perhatian kepada kesehatan ibu dan anak, salah satunya dengan mengadakan pemeriksaan kanker serviks.
Dikatakannya, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks tertinggi di dunia. Setiap tahunnya terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks, dan sekitar 8.000 kasus ata lebih dari 50% berakhir dengan kematian.
“Kanker ini muncul seperti musuh dalam selimut. Sulit sekali dideteksi hingga penyakit telah mencapai stadium lanjut,” jelas Nuraidah.