TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Golkar Setya Novanto dinilai belum melakukan konsolidasi dengan baik selama satu tahun kepemimpinan di partai berlambang pohon beringin itu.
Demikian dikatakan Akbar saat diskusi "Refleksi Satu Tahun Partai Golkar kepemimpinan Setya Novanto" di Hotel Puri Denpasar, Jakarta Selatan, Minggu (21/5/2017).
Akbar melihat Novanto sedang mencoba melakukan komunikasi ke daerah-daerah.
"Ini belum lihat mempengaruhi soliditas partai. Konsolidasi partai, ternyata tidak," kata Akbar.
Baca: Isu Pergantian Setya Novanto Sebagai Ketua Umum Golkar Beredar di Rapimnas, Ini Kata Idrus
Akbar juga menilai produk Munaslub di Bali belum diketahui anggota, kader bahkan dewan Golkar.
Novanto membentuk Dewan Pembina, Dewan Kehormatan dan Dewan Pakar
"Boleh dikatakan konsolidasi belum berjalan padahal sudah setahun," kata Mantan Ketua DPR itu.
Akbar menuturkan putusan Munaslub menjadi acuan bagi partai untuk mengeluarkan putusan organisasi.
Baca: Golkar Bahas Pilpres 2019 di Rapimnas
Ia mencotohkan konsolidasi tidak berjalan baik dengan banyaknya kepengurusan daerah dipimpin Pelaksana Tugas (Plt) oleh pengurus pusat
"Ini memperlihatkan belum terkonsolidasi dengan baik dan mekanisme organisasi," kata Akbar.
Penurunan tersebut, kata Akbar, juga dipengaruhi nama Novanto yang terlilit kasus e-KTP.
"Termasuk menyebut Novanto dalam kasus e-KTP. Sudah dicekal. Nah itu akan mempengaruhi, mudah-mudahan tidak terjadi sesuatu. Rapimnas momentum ini sebaiknya mencari langkah baru agenda politik ke depan," kata Akbar.