News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus Ahok

Pengamat: Ahok Batalkan Banding untuk Meredam Ketegangan Politik

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ALASAN CABUT BANDING - Veronica Tan terlihat menangis saat membacakan surat tulisan tangan suaminya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam jumpa pres dikawasan, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (23/5/2017). Surat yang di tulis dalam penjara oleh Ahok ini menerangkan alasan pencabutan banding di PN Jakarta Pusat. Warta Kota/henry lopulalan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keluarga dan kuasa hukum Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok menyatakan secara resmi mencabut pengajuan banding atas putusan majelis hakim pengadilan Jakarta Utara dalam kasus penodaan agama.

Tindakan itu ditempuh sesuai dengan keputusan yang diambil oleh Ahok, seperti tertuli dalam suratnya yang ditulis di penjara markas Brimob.

Sejak awal dakwaan penistaan agama yang diajukan kepadanya mengundang kontroversi karena beberapa pihak berpendapat bahwa dakwaan tersebut dianggap terlalu berlebihan.

Dan memang jaksa hanya menuntut hukuman percobaan bukan berdasarkan pasal penistaan agama melainkan dengan pasal kebencian terhadap suatu golongan.

Baca: Jika Jaksa Ajukan Banding, Ini yang Akan Terjadi pada Kasus Ahok Selanjutnya

Bagaimanapun sejumlah pihak terus menggelar aksi untuk menuntut hukuman berat sebelum Majelis Hakim Pengadilan Jakarta Utara memutuskan vonis dua tahun penjara atasnya.

Di tengah kontroversi itu, pengamat politik Islam Hamid Basyaib menilai keputusan mencabut banding adalah sesuatu yang tepat.

"Tingkat polarisasi Indonesia sekarang sudah cukup runcing. Kegerahan konfliktual benar-benar terasa dan menyentuh aspek yang paling gawat: keyakinan dan agama. Saya kira dia (Ahok) menghitung hal itu karena suasana konfliktual yang terjadi sudah melampaui dosis yang wajar dalam masyarakat yang plural."

"Yang kedua, saya kira tak ada jaminan juga bahwa bandingnya akan dikabulkan, akan meringankan dia," tambah Hamid.

Di sisi lain, ada kekhawatiran bahwa pencabutan banding demi peredaan ketegangan politik tersebut akan membawa bayaran berupa melemahnya kebebasan berekspresi.

Baca: Berkas Banding Vonis Ahok dari Jaksa Dikirim ke Pengadilan Tinggi Jelang Batas Akhir

Namun pengamat politik Daniel Dhakidae menangkal hal itu.

"Tidak akan melunturkan (kebebasan berekspresi). Apalagi kaum kelas menengah, cendekiawan Indonesia tidak akan runtuh hanya karena Ahok membatalkan itu," kata Daniel.

"Yang kedua, tuntutan internasional juga tidak akan kendor. Karena urusannya kan bukan banding atau bukan, urusannya harus bebas total yang dalam istilah hukumnya vrijspraak."

Keputusan untuk mencabut banding pengadilan adalah keputusan Ahok sendiri dan keluarga, yang dituangkan dalam surat yang dibacakan istri Ahok Veronica Tan di hadapan para wartawan di sebuah rumah makan di Jakarta Pusat.

Lewat suratnya. Ahok juga meminta agar para pendukungnya berhenti melakukan aksi.

"Tidaklah tepat saling unjuk rasa dan demo dalam proses yang saya alami saat ini. Saya khawatir banyak pihak akan menunggangi jika para relawan unjuk rasa. Apalagi benturan dengan pihak lawan yang tidak suka dengan perjuangan kita," tulis Ahok dari dalam penjara, yang dibacakan sambil menangis oleh Veronica Tan.

Permohonan Ahok ini pun, menurut para pendukungnya, akan diikuti.

"Untuk saat ini saya mendukung karena pasti sudah dipikirkan matang-matang. Kalau sekarang kita ikut demo, tidak akan selesai-selesai sih. Nanti dari kubu sebelah juga akan demo lagi. Kita tidak tahu mau sampai kapan. Mungkin bisa dilakukan dengan aksi yang lain yang tidak harus turun ke jalan," kata Tommy Chandra.

"Tentunya kita akan mendukung apapun keputusannya walaupun itu sangat berat. Tapi di satu sisi, sebagai orang nasionalis dan melihat bahwa keadilan ini sudah runtuh, sangat menyakitkan ketika kita tidak boleh berjuang untuk sesuatu yang kita tahu sebagai kebenaran," respons Leny Kurniaty.

Vonis dua tahun penjara atas Ahok pada 9 Mei lalu memicu sejumlah aksi unjuk rasa menuntut pembebasannya di berbagai kota di Indonesia maupun di dunia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini