News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Forum Advokat Pengawal Pancasila Terbentuk, Todung: Kami Tak Ikhlas Indonesia Hancur Seperti Suriah

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengacara senior Todung Mulya Lubis.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengacara senior Todung Mulya Lubis mengapresiasi dibentuknya forum Advokat Pengawal Pancasila yang digelar di Hotel Media, Jalan gunung Sahari, Jakarta Pusat, Senin, (29/5/2017).

Menurutnya para Advokat harus memiliki peran dalam me‎njaga ideologi pancasila sebagai dasar negara.

‎"Jadi ini betul-betul wake up call buat kita untuk bangkit. Dan saya bangga kepada anak-anak muda, advokat-advokat muda yang mengambil inisiatif pada hari ini. Mereka menyatukan kita untuk menghadapi radikalisme, fundamentalisme, sekterianisme yang betul-betul bertentangan dengan Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila," katanya.

Menurutnya bangkitnya paham fundamentalisme, populisme, radikalisme merupakan fenomena global.

Tidak hanya di Indonesia fenomena bangkitnya paham tersebut juga terjadi di Perancis dan Amerika Serikat.

"Tapi bukan berarti kita harus kalah dengan itu. Perancis bisa membuktikan bahwa mereka menang melawan populisme, fundamentalisme. Nah kita tidak boleh kalah. Negara tak boleh kalah," katanya.

Todung menilai kebangkitan paham tersebut di Indonesia sudah dalam kondisi krisis.

Karena itu ia mengajak warga indonesia untuk bersatu menjaga agar Pancasila tidak diganggu oleh sejumlah pihak yang ingin menggantinya.

‎"Silent majority yang kita punya selama ini diam. Nah saya lihat ada kebangkitan. Dan silent majority di banyak tempat, banyak kelompok untuk melawan. Karena kita tidak ikhlas Indonesia ini hancur seperti Suriah," paparnya.

Ia sendiri bersama Advokat Pengawal Pancasila akan bekerjasama dengan kepolisian, kejaksaan, TNI, serta pihak pihak yang sepaham untuk menjaga Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.

‎" Itu harga mati, dan saya angap Pancasila sebagai jalan keluar dan final. Tidak boleh ada kompromi dalam Pancasila," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini