TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah saat ini belum memutuskan untuk lakukan Redenominasi (penyederhanaan nilai mata uang menjadi lebih kecil tanpa mengubah nilai tukar).
Pasalnya di 2017, masih ada beberapa kebijakan lainnya yang diprioritaskan terlebih dahulu.
Anggota Komisi XI DPR Johnny G Plate memaparkan redenominasi memang penting saat ini.
Pasalnya biaya transfer data keuangan Indonesia kata Johnny sangat mahal akibat digit terlalu banyak.
"Kita perlu redenominasi, tapi kita harus persiapkan secara matang," ujar Johnny, di komplek DPR/MPR RI, Jakarta, Selasa (30/5/2017).
Fraksi Nasdem mengusulkan empat digit dari mata uang rupiah dipotong.
Hal itu melihat dan mengikuti dari beberapa mata uang dari negara di ASEAN seperti Singapura.
"Kami sarankan empat digit dipotong supaya setara dengan mata uang negara ASEAN lainnya," ujar Johnny.
Menurut Johnny hal yang dibutuhkan saat ini adalah sosialisasi redenominasi kepada masyarakat.
Jika angka di dalam rupiah berubah, Johnny berharap pemerintah bisa membuat rakyat tetap tenang.
"Kebiasaan masyarakat bahwa tidak berdampak pada inflasi, nilai, dan sikap masyarakat agar dijaga supaya enggak ada kepanikan," ujar Johnny.
Johnny menambahkan redenominasi membutuhkan tenggat waktu untuk transisi serta laporan biaya jika ingin mencetak uang baru.
"Jadwalnya berapa lama transisinya, kan enggak bisa serentak. Turki saja 5 tahun. berapa cost nya untuk cetak ini," kata Johnny.