TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin tidak memberikan banyak informasi mengenai wacana barter pesawat Sukhoi asal Rusia dengan karet asal Indonesia.
Galuzin yang ditemui usai pertemuan dengan Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Selasa (7/6/2017), menyampaikan bahwa hingga saat ini implementasi imbal dagang tersebut masih dalam pembahasan kedua negara.
"Proyek yang Anda sebut itu (imbal dagang) saat ini masih kami diskusikan, untuk memberikan benefit di masa depan bagi kedua negara," kata Galuzin.
Sementara itu, ketika ditanya mengenai berapa kisaran nilai perdagangan di antara kedua komoditas yang dipertukarkan, Galuzin belum dapat memberikan perkiraan.
Demikian juga ketika ditanyakan target imbal dagang ini bisa diimplementasikan.
"Saya tidak bisa menyebutkan angkanya berapa dan kapan momennya," kata Galuzin.
Sebelumnya dikabarkan, Pemerintah Rusia tertarik dengan produk karet asal Indonesia. Minat tersebut disampaikan Rusia menanggapi kebijakan pemerintah Indonesia dalam implementasi imbal dagang dengan negara produsen senjata.
Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan, produk karet yang diminati itu adalah karet remah atau crumb rubber.
Dengan Rusia, produk yang diinginkan oleh Pemerintah Indonesia adalah pesawat tempur Sukhoi.
Oke menyebutkan, nilai imbal dagang yang dilakukan dengan Rusiamencapai 600 juga dollar AS atau sekitar Rp 7,98 triliun (kurs Rp 13.300).