TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia ( PKPI) Abdullah Mahmud Hendropriyono mengatakan, Joko Widodo sebagai kepala pemerintahan mampu mengonsolidasikan dukungan politik formal dan informal.
Menurutnya, kekuatan politik di parlemen mampu dirangkul, serta basis dukungan kultural dari kekuatan-kekuatan Islam arus utama, yakni Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, berhasil digalang.
"Ia (Jokowi) ternyata piawai dalam memainkan 'ritme politik', yakni kapan ia harus mengambil jarak dan kapan ia harus merangkul," Kata Hendro dalam pidato politik deklarasi dukungan kepada Jokowi di Pilpres 2019, di DPP PKPI, M‎enteng, Jakarta Pusat, Senin (12/6/2017).
Oleh karena itu, menurut Hendro, sentimen keagamaan yang dipakai untuk menjatuhkan kredibilitas Jokowi tidak berdampak terhadap kepercayaan rakyat.
"Rakyat telah melihat dengan jernih bahwa Joko Widodo adalah sosok yang selalu bekerja secara jujur, tulus dan ikhlas, demi kesejahteraan segenap rakyat Indonesia," tuturnya.
Selain itu, menurut Hendro, jokowi mampu menjadi pengikat bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, agama, ras, dan budaya. Mampu mempersatukan di tengah ancaman radikalisme dan disintegrasi bangsa.
"Presiden Joko Widodo adalah Presiden pertama pasca reformasi yang menghidupkan kembali lembaga pembinaan ideologi Pancasila, yang sempat mati suri selama belasan tahun belakangan ini," paparnya. (Taufik Ismail)