TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia dan Australia terus memperkuat sinergi dalam penanggulangan terorisme. Hal itu tercetus dalam pertemuan antara Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH dengan Duta Besar Kontra Terorisme Australia, Paul Foley di Gedung Kementrian BUMN, Jakarta Pusat, Kamis (15/6/2017).
Selain Foley, juga hadir mendampingi Penasihat Kepala Bagian Politik dan Diplomasi Publik, Brad Armstrong serta perwakilan Kontra Terorisme Canberra, Chris Withers.
"Kita memiliki kepentingan yang sama terkait penanggulangan terorisme. Karena itu, kami saling bertukar pendapat, informasi, dan program penanggulangan terorisme serta penerapannya. Kedepan kerjasama ini akan terus ditingkatkan dan lebih dikuatkan lagi, agar hasilnya bisa maksimal," tutur Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius.
Berkaca dengan keberadaan ISIS yang sekarang sudah bergerak di Marawi, Filipina, Suhardi mengungkapkan, pihaknya dan delegasi Australia juga sepakat untuk menggarisbawahi keberadaan Foreign Terrorist Fighters (FTF).
Dalam hal ini, Australia banyak minta masukan banyak hal, baik FTF Indonesia di Marawi juga kasus teror bom di Kampung Melayu.
"Mereka telah mengalami banyak kekalahan di Suriah dan Irak, sehingga sekarang menjadikan Asia Tenggara sebagai basis baru. Bisa saja karena FTF ini berpindah-pindah mereka menyusup ke Indonesia atau Australia. Makanya kita harus perkuat sinergi untuk benar-benar mengantisipasi FTF ini," jelas mantan Kapolda Jabar ini.
Pada kesempatan itu, Duta Besar Kontra Terorisme Australia, Paul Foley juga banyak bertanya tentang program deradikalisasi. Menanggapi hal ini Kepala BNPT menjelaskan bahwa sejauh ini deradikalisasi berjalan baik.
“Kami merasa cukup sukses, mengingat yang menjalani program ini berkisar 500 orang, sementara residivis hingga kini hanya berjumlah 3 orang, kami anggap program deradikalisasi kami cukup berhasil," jelas Suhardi Alius.
Sehari sebelumnya, Kepala BNPT juga menerima kunjungan Wakil Koordinator Kontra Terorisme Amerika Serikat Alina Romanowski didampingi staf politik Kedutaan Besar Amerika Serikat Amit Mathur.
Pertemuan itu juga membahas penguatan sinergi penanggulangan terorisme antara kedua negara, khususnya dalam mengantisipasi konflik yang tengah terjadi di Marawi, Filipina.