TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo menilai pernyataan penyidik KPK Novel Baswedan berpotensi membuat gaduh.
Hal itu terkait ucapan Novel yang menduga terdapat peran jenderal dibalik kasus penyiraman keras dirinya.
"Statement seperti itu sebaiknya dihindari. Karena pasti akan membuat gaduh," kata Bambang di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (15/6/2017).
Menurut Bambang, sebaiknya Novel langsung mengungkap nama jenderal yang dimaksud.
Sehingga, dapat dilakukan proses hukum.
"Nah kalau saling menuding gitu kan buruk bagi stabilitas nasional," kata Bambang.
Baca: Peneror Novel Masih Berkeliaran, Jokowi Diminta Serius Pimpin Agenda Pemberantasan Korupsi
Politikus Golkar itu khawatir jenderal-jenderal polisi saling curiga karena pernyataan Novel Baswedan.
Hal itu menimbulkan situasi yang tidak baik.
Ia pun menyarankan Novel segera menyampaikan informasi kepada kepolisian bila memiliki bukti.
"Biar nanti ditindaklanjuti bagian hukumnya, irwasum atau apa namanya kabid propam. Biasanya kalau pelanggaran-pelanggaran anggota baik dari bawah sampai atas kan ada propam, irwasum," kata Bambang.
Sebelumnya, Majalah Time memberitakan tentang hasil wawanvaranya dengan Novel Baswedan di Singapore General Hospital, Singapura, pada 10 Juni 2017.
Novel mengaku heran bahwa pihak kepolisian Indonesia (Polda Metro Jaya) belum juga bisa menemukan pelaku dan aktor di balik serangan air keras yang menimpanya di Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada 11 April 2017, atau sudah lebih dua bulan.
Novel mengatakan, telah mendapat informasi akurat dari seseorang tentang jenderal polisi yang terlibat.
Saat itu, awalnya ia menyebut atau menilai informasi tersebut salah. Tapi, setelah kasus ini berjalan dua bulan dan belum terselesaikan, Novel menilai informasi tersebut ada benarnya.