TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meminta PT Pertamina (Persero) mengantisipasi ketersedian stok BBM secara cermat, baik teknis distribusi maupun alokasi kuota.
Ada baiknya melakukan simulasi dan formulasi yang lebih baik dibandingkan tahun lalu, terlebih saat ini adanya rute tol dan jalan alternatif baru untuk mudik.
"Mudik lebaran tahun 2016 harus menjadi pelajaran berharga untuk PT Pertamina (persero) dalam melakukan antisipasi stok BBM di SPBU. Saat itu, diyakini bahwa penyediaan BBM cukup, namun ternyata terkendala di mekanisme distribusi," ujar anggota Komisi VII DPR, Rofi' Munawar, Rabu, (21/6/2017)
Legislator asal Jawa Timur ini menambahkan, antisipasi perlu dilakukan tidak hanya di jalur utama mudik lebaran, namun juga di jalan alternatif. Adapun, langkah penyediaan armada pendukung dan BBM dalam bentuk kemasan harus dibarengi dengan kesigapan petugas operasional di sepanjang arus mudik dan balik lebaran.
"Masa liburan yang cukup panjang dan pola mudik yang tersebar kebeberapa daerah utama, memungkinkan terjadinya kebutuhan BBM yang merata dalam jumlah banyak. Karenanya, informasi yang real time dibutuhkan untuk menghindari kelangkaan stok BBM," papar Rofi'.
Rofi' juga berpesan bahwa langkah antisipasi tidak hanya dipusatkan di Pulau jawa dan Sumatera sebagai daerah utama mudik, namun juga di beberapa pulau lainnya. Oleh karenanya, Pertamina terus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Bahkan dirinya meminta, di daerah yang terkena program "BBM satu harga" harganya tetap stabil dan tidak terjadi kelangkaan.
"Insya Allah jika semua perencanaan dan antisipasi sudah dilakukan, kita percaya Pertamina dapat sukses dalam mendukung arus mudik dan balik lebaran kali ini," pungkasnya.