News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cegah Lone Wolf, Kominfo Beri Akses Tiga Institusi Bersihkan Situs Radikal

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara memberikan penjelasan mengenai antispasi dan langkah preventif terhadap serangan Malware Ransomware PETYA di Jalan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (30/6). Pemerintah meminta masyakarat untuk mengantisipasi serangan ransomware tersebut dengan rajin membackup data, menggunakan password yang aman dan diganti secara berkala serta menggunakan sistem operasi dan anti virus berlisensi asli yang diupdate secara rutin. (Warta Kota/Henry Lopulalan)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guna mencegah adanya paham radikal di berbagai laman yang berada di media daring saat ini, Menkominfo, Rudiantara memberi akses kepada BIN, Kepolisian dan BNPT.

Kata Rudiantara, hal itu dilakukan karena ketiga institusi tersebut yang memiliki data dan pengetahuan terkait penyebaran paham radikal.

"Kominfo itu berikan karpet merah kepada 3 institusi. Kepada Polri, BIN, dan BNPT. Kalau ada mereka mengenali, ada konten yang kaitannya dengan terorisme dan radikalisme, itu prosesnya khusus. Enggak lagi ke Menteri dan berjenjang. Jadi hubungannya dengan eselon II, langsung ekseskusi. Karena yang nanmanya terorisme, radikalisme, mereka tak pakai prosedur, apalagi lone wolf," jelas Rudiantara di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (6/7/2017)

Dengan terlibatnya tiga institusi tersebut, pihaknya akan bisa langsung mengeksekusi situs yang diduga memiliki potensi menyebarkan paham radikal.

Baca: Masih Pro-Kontra, Wakil Ketua Komisi I Minta Pemerintah Tarik RUU Anti Terorisme

Bahkan, tak tanggung-tanggung pemerintah telah meminta salah satu media sosial seperti Facebook untuk level servis diperbaiki. Hal ini untuk melihat unduhan yang mengarah ke radikalisme atau terorisme.

"Jadi bulan puasa kemarin. Dirjen saya, dan saya minta ke Facebook Asia Pacifik untuk membicarakan hal itu. Ke Facebook, kami minta servis level diperbaiki. Karena kalau tidak diperbaiki beresiko bagi kita semua," ucap Rudiantara.

Meski demikian, saat ditegaskan, apakah meminta Facebook untuk memfilter akun yang mentebar atau radikalisme? Dia hanya menuturkan.

"Yang tahu kan kita. Mungkin radikal di kita, tapi tak radikal buat mereka, di tempat lain. Kita Kita harus proaktif, jangan nunggu Facebook," pungkas Rudiantara.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini