News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sari Gembira Teras Rumahnya Diinjak Jokowi, Mau Bilang Terima Kasih namun Tak Kesampaian

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meninjau Perumahan Pesona Bukit Batuah, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, Kamis (13/7/2017) sekitar 13.10 Wita. Jokowi mengenakan jaket sporty berwarna biru kuning saat menyapa warga di sana.

Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Muhammad Fachri Ramadhani

TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Baru tinggal selama 5 bulan di Perumahan Pesona Bukit Batuah, Sari (56) tak pernah menyangka rumahnya bakal dikunjungi orang nomor satu di Indonesia.

Ya, Presiden Joko Widodo yang kerap disapa Jokowi tersebut melakukan kunjungan kerja memantau program sejuta rumah. Kendati hanya teras depan rumah, sudah lebih dari cukup membuat keluarganya bahagia.

Rumah seluas 6 x10 meter miliknya ditengok Jokowi beserta ibu negara dan rombongan Kementerian dan Istana. Kepada media ini, Sari (56), ibu beranak 4, tersebut mengatakan senang rumahnya dikunjungi Jokowi.

"Beliau udah injak rumah kami, itu aja sudah syukur, Mas. Biasanya liat bapak di televisi. Ini bisa lihat langsung," tuturnya.

Sari (56) saat menunjukkan retakan kecil di dinding rumah bagian belakang dapur kepada media ini, Kamis (13/7/2017) . (TRIBUN KALTIM / MUHAMMAD FACHRI RAMADHANI)

Namun ia tampak kecewa tak sempat mengabadikan gambar bersama orang nomor 1 di Indonesia tersebut.

"Saya mau bilang makasih sama pak Jokowi, kami bisa dapat rumah murah. Saya di belakang tadi pas bapak di depan, jadi tak sempat melihat langsung. Cuma anak dan cucu saya yang salaman sama Presiden," ungkapnya.

Istri dari seorang petani tersebut meninggali rumah yang berada di pojok jalan sejak 5 bulan lalu.

Ia cukup senang, bisa menempati rumah murah tersebut. Bersama suami dan 2 orang anaknya ia tinggal di sana.

Bahkan anak tertuanya juga sudah memesan 1 rumah lagi di lokasi yang sama, namun hingga kini masih belum bisa ditempati karena masih dibangun.

Setelah ditelisik lebih jauh.

Persoalan ketersedian air memang masih menjadi momok buat keluarga tersebut.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut mereka harus membeli air tandon 5 sampai 6 kali dalam sebulan.

Hal itu dilakukan sebab PDAM belum masuk ke kawasan perumahan yang ia tempat, meski sudah ditinggali selama 5 bulan. "Sekali isi tandon Rp 80 ribu. Kalau hujan ya tampung air juga," tuturnya.

Lebih ironis lagi, sebulan pertama mereka tinggal di rumah tersebut malah belum masuk listrik. Hanya bermodal lilin dan lampu semprong sebagai penerangan.

Kendati demikian hingga kini situasi di wilayah tersebut bisa dikatakan aman, pasalnya banyak penjaga malam yang bertugas melakukan patroli jaga.

Memasuki bulan kedua barulah listrik masuk. Dengan kapasitas listrik 1.300 watt, via sistem pembelian voucher membuat hidup mereka lebih baik.

Meskipun mereka tak berani bilang secara gamblang keluhan mereka terkait persoalan air, wajah Sari mengisyaratkan harapan agar PDAM segera mengaliri kawasan hunian tempat tinggal mereka.

Untuk diketahui dari pengamatan media ini, di bagian belakang rumah alias dapur. Dinding rumah yang memiliki 2 kamar tidur di dalamnya tersebut, di beberapa bagian tampak terlihat retakan kecil.

Sari mengatakan awal mereka masuk tak ada retak itu, namun seiring waktu retakan itu mulai tampak.

"Kayaknya sering mobil besar-besar lewat, itu lho mas," katanya.

Pemberitaan sebelumnya, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi saat disinggung soal air yang belum masuk ke kawasan perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) menyatakan bakal mendorong PDAM secepatnya masuk ke lokasi tersebut.

"Kalau nanti waduk Teritip sudah mulai pengisian, Balikpapan dapat tambahan 200 liter per detik. Kita juga bakal layani dari Karang Joang juga. Jadi ya secepatnya, kita dukung PDAM masuk," jelasnya.

"Untuk perumahan kebutuhan air harus terpenuhi. Pemerintah akan melengkapi fasilitas di sana. Dulu permah lakukan di RSS. Itu contoh proyek rumah murah paling berhasil. Tepat sasaran," lanjutnya.

Rizal menyebut di Balikpapan, masih memerlukan 100 ribu unit rumah. Setengah dari itu diperuntukkan untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

Dengan adanya program rumah murah dengan DP 1 persen tersebut, tentunya dapat membantu masyarakat kelas menengah ke bawah memiliki rumah sendiri di Balikpapan.

"Indikatornya (MBR) macam-macam, warga yang masih menumpang, mengontrak, rumah tak memadai, dan pendapatannya kurang," jelasnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini