TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi Sapto Pribowo membantah pernyataan Terpidana Kasus Suap Sengketa Pilkada Muchtar Effendi mengaku pernah didatangi utusan mantan Juru Bicara KPK Johan Budi yang menginginkan harta yang dinilai cukup besar.
“Saya enggak pernah berurusan dengan Muchtar,” ujar Johan Budi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (25/7/2017).
“Kalau ada orang mengaku saya suruh itu ya kamu cek aja itu siapa namanya,” ucap Johan Budi.
Mantan Juru Bicara KPK itu mengaku sama sekali tidak tahu apa yang disampaikan oleh Muchtar Effendi pada Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dalam Pansus Angket KPK.
“Enggak, saya baru denger ini. Apalagi orang menakai nama saya ya saya tidak tahu. Tapi yang pasti saya nggak tahu soal ini. Ketemu saja enggak pernah,” ucap Johan.
Johan menegaskan ada mekanisme yang berlaku di KPK soal barang sitaan dan barang sitaan itu tidak bisa dinegosiasi atau seperti keterangan Muchtar bahwa ada kesepakatan.
“Enggak bisa dinegosiasi begitu, itu kan kewenangan ada di penyidik. Apakah harta ini Disita atau tidak. Yang kedua diputuskan di itu kan nanti juga diproses di pengadilan. Main deal-deal enggak bisa,” ucap Johan.
Sebelumnya diberitakan, Terpidana Kasus Suap Sengketa Pilkada Muchtar Effendi mengaku pernah didatangi utusan mantan Juru Bicara KPK Johan Budi.
Mereka menginginkan harta Muchtar Effendi yang dinilai cukup besar.
"Satu tahun bertepatan bulan Ramadan 2016 saya didatangi dari utusan bawa nama Johan Budi. Kalau saya ngarang saya dosa pak," kata Muchtar dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dalam Pansus Angket KPK, Jakarta, Selasa (25/7/2017).
Orang tersebut, kata Muchtar, menawarkan harta itu sebaiknya dibagi dua karena menjelang Lebaran sehingga terdapat tunjangan hari raya.
"Harta Pak Muhtar bisa kita dikembalikan apabila Pak Muhtar mau tanda tangan harta itu dibagi dua. Hak jual harus diserahkan ke mereka," kata Muchtar.
Namun, Muchtar menolak tawaran tersebut karena merasa harta yang dimilikinya bukanlah berasal dari hasil korupsi.
Pansus Angket KPK lalu kembali mencecar apakah Muchtar yakin mengenai utusan Johan Budi.
Muchtar berani menjamin bahwa apa yang dikatakannya adalah benar.
"Utusan Johan Budi, namanya lupa saya tapi nomor HP-nya ada di saya. Kalau saya ngarang, dosa pak," kata Muchtar.