TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terpidana Muchtar Effendi diancam akan dibunuh Penyidik KPK Novel Baswedan saat keluar dari penjara.
Hal itu disampaikan Muchtar saat Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Pansus Angket KPK di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (25/7/2017).
"Novel berkata, jika Pak Muchtar keluar nanti saya akan bunuh Pak Muchtar. Kita satu lawan satu. Karena setiap saya diperiksa dia tidak pernah ada kecocokan. Kita ngga boleh dipaksain dong, kan gitu. Akhirnya dia keluarkan kata-kata itu. Saksinya lihatlah CCTV di KPK pada saat saya bersaksi terdakwa Romi Herton," kata Muchtar.
Baca: Kehadiran Muchtar Effendi di Pansus KPK Sudah Izin Menteri Yasonna
Muchtar juga tidak pernah melupakan ancaman lain yang dilontarkan Novel Baswedan.
Sebab, penyidik senior KPK itu menyinggung nama Tuhan.
"Novel mengatakan, ketahuilah Pak Muchtar bahwa Allah itu dua. Waduh pak darah saya sampai kering rasanya. Kalau (Allah) Pak Muchtar pembohong, kalau (Allah) saya jujur. Saya pukul meja, kau jangan bawa- bawa Allah, jangan kau duakan Allah. Sempat ada keributan, dia borgol saya. Kalau bawa-bawa nama Allah dua, darah pun saya pertaruhkan," kata Novel.
Ancaman lain, kata Muchtar, Novel berencana membakar perusahaan dan membunuh anaknya.
Muchtar juga menyebut Novel ingin menculik dan membakar anaknya.
"Kalau tidak mau ikuti arah mereka," kata Muchtar.
Terakhir, Muchtar mendapatkan ancaman dari seseorang bernama Sambowo yang ingin merampas pabriknya.
Nama tersebut, kata Muchtar yang melaporkan dirinya ke KPK dan Mabes Polri.
"Dia komisaris abal-abal. Hanya dia yang saya anggap orang tua, saya tolongin. Malah saya yang mau dimakan sama dia. Perusahaan saya mau diambil. Panjang lah ceritanya dia minta tolong sama saya," kata Muchtar.