Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat Presiden RI. Joko Widodo tiba di rumah adat Wali Kota Madya, Jakarta Barat, yang terletak di Perkampungan Budaya Betawi, Jakarta Selatan, Minggu (30/7/2017), terdengar suara berdentang dari pekarangan yang terdapat di sisi kiri rumah adat.
Suara berdentang yang bersaut-sautan itu, berasal dari tiga orang pemuda yang tengah menempa sebongkah baja panas, menjadi sebilah golok betawi.
Setelah Presiden kelar menyambangi rumah adat Wali Kota Madya Jakarta Barat, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyambangi lokasi tersebut.
Presiden kemudian disambut oleh Chaerudin alias Bang Idin, tokoh Betawi yang sukses membangun komunitas budaya dan lingkungan di bantaran kali Pesanggrahan, yang juga membina para pemuda yang tengah menempa golok betawi itu.
Baca: Tradisi Palang Pintu Sambut Kedatangan Jokowi
Mang Idin yang juga kerap dipanggil 'Babeh' itu sempat menjelaskan kepada sang presiden, apa yang dilakukan para pemuda itu.
"Dia gue terangin soal (teknik) tempa, itu kan pusaka. Dia nyuruh terusin, ini bagian kegiatan anak-anak muda, bagus (katanya)," ujar Mang Idin kepada Tribunnews dengan logat Betawinya.
Baja yang tengah ditempa untuk dijadikan sebilah golok itu, dipanaskan dengan arang di tempat perapian yang dibentuk dari susunan bata berwarna putih.
Arang di perapian tersebut dijaga panasnya, dengan menggunakan 'blower' atau alat peniup angin 'vintage,' terbuat dari besi.
Baca: Tak Ada Wajah Ahok Dalam Lukisan di Museum Betawi
Dengan menggunakan pen-capit besi, baja yang sudah cukup dipanasi di perapian dipindahkan ke atas Anvil, yakni bongkahan baja yang biasa digunakan pandai besi untuk dijadikan alas.
Di atas alat tersebut, tiga orang memukul-mukul baja secara bersautan, untuk dijadikan golok.
Sandi Nugroho, salah satu pandai besi didikan Mang Idin, mengatakan teknik yang mereka gunakan adalah teknik tempa, dengan cara memanasi baja yang kualitasnya mumpuni, lalu dipukul-pukul gingga pipih.