Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dijadwalkan bakal bertemu dengan pimpinan partai politik setelah bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, rencananya Prabowo bakal bertemu dengan partai-partai politik lainnya, seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Baca: Jokowi Perintahkan Kapolri Segera Ungkap Kasus Penyiraman Air Keras Novel Baswedan
"Tidak spesifik (dibahas), tapi kami di Gerindra akan segera silaturahmi dengan PKS lagi, dengan PAN mungkin, dengan partai-partai lain saya kira kita membutuhkan suatu ruang untuk dialog silaturahmi antar-parpol yang ada sekarang," kata Fadli kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (31/7/2017).
PAN diketahui saat ini sedang digoyang posisinya dalam koalisi partai politik pendukung pemerintah.
Hal ini lantaran PAN tak sejalan dengan enam partai politik pendukung pemerintah lainnya terkait pengesahan UU Pemilu.
Khususnya soal isu krusial soal ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold).
Menurut Fadli, dalam waktu dekat partainya akan melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
Pihaknya telah mengatur jadwal pertemuan dengan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) itu.
"Dalam waktu dekat akan diatur," kata Fadli.
Lebih lanjut dirinya berharap komunikasi antar Gerindra, PKS, PAN dan Demokrat berjalan lebih intensif ke depan.
Tidak hanya karena satu isu saja yakni UU Pemilu tetapi juga isu lainnya.
Namun, dirinya membantah komunikasi itu merupakan penjajakan untuk membentuk koalisi.
Mengapa Sindikat Kejahatan Dari China Pilih Indonesia Jadi Markasnya? https://t.co/UPae0dNffe via @tribunnews
— TRIBUNnews.com (@tribunnews) July 31, 2017
"Jadi istilah kita kerja sama tidak membentuk suatu koalisi karena kita tahu koalisi kalau cepat enggak bagus terlalu lama belum tentu efektif," katanya.
"Apalagi koalisi kadang-kadang fluid dulu yang ada dalam koalisi ini begitu mudah berpindah pada koalisi lain atau posisinya berubah," tambah Fadli.