TRIBUNNEWS.COM – Penyidikan kasus Novel Baswedan menjadi tantangan tersendiri bagi Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.
Berhasil atau tidaknya Polri dalam mengungkap kasus ini dinilai akan berdampak pada kredibilitas Polri. Terlebih, kasus ini disorot oleh masyarakat luas dan akhirnya menjadi perhatian Presiden Joko Widodo.
Jika berhasil, maka keberhasilan tersebut dianggap dapat menjadi poin tersendiri bagi Tito. Apalagi, kasus penganiayaan terhadap aktivis korupsi pernah terjadi sebelumnya di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yakni terhadap peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Tama S Langkun.
"Ia perlu secara terbuka menyatakan siap diperiksa polisi dan membeberkan apa yang diketahuinya," kata politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.
"Jika dia 'ogah-ogahan' di-BAP polisi untuk pernyataannya itu, maka itu bukan sikap gentle seorang penegak hukum," kata Arsul.
Pengungkapan kasus ini pada akhirnya kembali berpulang kepada Novel untuk ikut mengungkap kasusnya, atau hanya membiarkan isu keterlibatan jenderal polisi tersebut hanya menjadi pembicaraan di publik.