TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia Corruption Watch (ICW) kembali menggelar Sekolah Antikorupsi (Sakti) 2017. Tahun ini merupakan kali ketiga Sakti diselenggarakan oleh ICW.
Koordinator ICW, Adnan Topan Husodo, mengatakan, Sakti 2017 sangat diminati oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Hal itu terlihat dari 198 orang yang mendaftar untuk ikut terlibat di Sakti 2017.
"Dari 198 orang itu kita lakukan seleksi panjang dan akhirnya terpilih 20 orang yang mengikuti Sakti 2017. Mereka berasal dari berbagai provinsi di Indonesia dari Aceh sampai Papua Barat," kata Adnan di Jakarta, Selasa (1/8/2017).
Adnan menuturkan, para peserta Sakti 2017 nantinya akan diberikan pembekalan antikorupsi selama 10 hari di Sentul, Jawa Barat. Mereka, kata Adnan, Sakti akan mendengarkan paparan dari para pengajar yang kompeten di pencegahan korupsi.
"Beberapa materi yang akan dipelajari diantaranya sosiologi korupsi, sejarah korupsi, pengantar anggaran publik serta korupsi di pelayanan publik," tutur Adnan.
Masih kata Adnan, para peserta Sakti 2017 selain melakukan pembelajaran di Sentul juga akan diberikan kesempatan mengunjungi kantor-kantor lembaga negara.
"Mereka akan mengunjungi KPK serta Ombudsman," ujar Adnan.
Sakti, lanjut Adnan, dirancang dengan kesadaran bahwa korupsi di Indonesia sudah sangat parah dan mewabah ke semua aspek kehidupan berbangsa. ICW menyadari bahwa partisipasi masyarakat akan lebih efektif jika masyarakat memiliki pengetahuan yang memadai soal isu-isu korupsi.