News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Berikut List Jalan Alternatif Hindari Kemacetan Jalan Tol Jakarta-Cikunir

Editor: Content Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Selama pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated), pembangunan Light Rail Transit (LRT) dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang dikerjakan bersamaan membuat Jalan Tol Jakarta-Cikampek khususnya ruas Cikunir hingga Karawang Barat mengalami kemacetan parah.

Demi mengatasi kemacetan tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Kepolisian RI dan PT Jasa Marga tengah menyiapkan sejumlah skenario rekayasa lalu lintas.

Salah satunya, yang ditawarkan Kementerian PUPR, yaitu menyiapkan jalan nasional sebagai jalan alternatif pengalihan arus lalu lintas jika terjadi kemacetan parah selama masa konstruksi.

Demi mengoptimalkan penggunaan jalan nasional sebagai alternatif, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto mengatakan, Kementerian PUPR akan berkoordinasi dengan Kemenhub dan Korlantas Kepolisian.

Rekaya lalu lintas ini merupakan pengurangan jumlah lokasi putar balik (U-turn) dan penempatan petugas di setiap perempatan jalan.

“Pada jalan alternatif juga akan dilakukan dukungan peningkatan sistem lalu lintas antara lain dengan menambah tanda penunjuk jalan, perbaikan perkerasan jalan dan bahu jalan,” ujar Arie usai Rapat Koordinasi Penanganan Kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek di kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (2/8/2017).

Arie mengungkapkan, dalam waktu dekat akan dibentuk Satuan Tugas (Satgas) gabungan yang akan diberi kewenangan penuh untuk pengaturan lalu lintas sepanjang lokasi pembangunan di Tol Cikampek, termasuk mengatur pihak Kontraktor dalam pemasangan pagar batas wilayah kerja.

 “Untuk menghindari kemacetan yang panjang, pihak kontraktor diminta untuk memasang pagar pembatas hanya pada area yang memang sedang benar-benar dikerjakan, dan setelah selesai di satu area, maka pagar pembatas tersebut harus segera dibuka,” kata Arie.

Ia menyebutkan, selain skenario di atas, rencana lain telah dipersiapkan, yaitu pengaturan waktu (windows time) mobilisasi peralatan berat dan kendaraan besar seperti truk pengangkut.

Dengan adanya pengaturan jendela waktu ini, diharapkan kendaraan-kendaraan besar tidak mengganggu mobilisasi kendaraan kecil pada jam sibuk.

“Dampak paling buruk jika ada kendaraan besar seperti truk yang rusak di tengah jalan pada jam sibuk yang akan menambah parah kemacetan,” kata Arie.

Sebagai alternatif angkutan barang industri, Arie menyarankan kepada pelaku industri untuk mengoptimalkan angkutan kereta untuk distribusi barang selama masa konstruksi Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated).

“Untuk meningkatkan volume angkutan barang menuju Pelabuhan Tanjung Priok dapat mengoptimalkan penggunaan fasilitas Kereta Api Logistik Pelabuhan Tanjung Priok-Cikarang Dryport,” ujar Arie.

Jalur-jalur Alternatif Telah Disiapkan

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) XI Atyanto Busono mengungkapkan, sejumlah jalan alternatif ditawarkan Kementerian PUPR.

Jalan-jalan tersebut diantaranya melalui JORR (Cakung) – Jl. Raya Bekasi – Jl. Sultan Agung – Jl. Jenderal Sudirman – Jl. Juanda – Jl. Diponegoro – Jl. Teuku Umar – Jl. Imam Bonjol – Jl. Martadinata – Jl. Raya lemah Abang – Jl. Rengas Bandung – Jl. Pangkal Perjuangan – Jl. Jend. A. Yani (Karawang) untuk dilalui kendaraan besar.

Sementara terdapat tiga alternatif yang disediakan bagi kendaraan kecil. Pertama, rute JORR (Kalimalang) – Jl. Kh. Noer Ali – Jl. Mayor Madmuin Hasibuan – Jl. Chairil Anwar -  Jalan Raya Inspeksi Kali Malang – Jl. Pasir Jati (Karawang).

Kedua, rute JORR Jati asih – Jalan Raya Cikunir – Jalan Galaxy 1 – Taman Galaxy Raya – Jl. Kh. Noer Ali, serta Ketiga, yaitu rute Jagorawi  (Cibubur) – Jl. Alt. Cibubur – Jl. Raya jonggol Cileungsi – Jl. Tunggulis – Jl. Raya Cilengsi – Jl. Raya Cibarusah – Jl.Inspeksi Kalimalang sebagai alternatif ketiga.

“Pihak kami telah melakukan uji coba jalur khusus Bis (High Occupancy Vehicle Lane) pada Gerbang Tol Bekasi Barat hingga Cawang sebagai upaya mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang melalui Jalan Tol Cikampek,” ujar Arie.

Ia juga meminta kepada pihak pengelola kawasan perindustrian menyiapkan bus untuk kegiatan High Occupancy Vehichle (HOV).

“Kami juga meminta masukan kepada pengelola kawasan industri mengenai rencana pembatasan jam operasi truk pengangkut barang. Selain itu kami juga berencana memberlakukan sistem ganjil genap pada ruas tersebut,” ungkap Arie. (***)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini