"Menunjukkan betapa kompaknya kepemimpinan itu. Lalu rapat bisa mengambil keputusan yang baik dan kompak," ujar Hasto.
Hasto menjelaskan, kekompakan Megawati dan Hamzah ketika menjadi pemimpin bangsa Indonesia juga menjadi kekuatan bagi negara.
Sebab ketika satu mengangkat alis saja dan ketika satu batuk saja, maka rakyat ikut batuk.
"Sangat disadari betapa pentingnya membangun soliditas dan persaudaraan di antara pemimpin nasional," jelas Hasto.
Hasto juga menyampaikan bahwa Ibu Mega sering bercerita dan menyampaikan bahwa Hamzah Haz adalah pakar politik anggaran.
Dalam pertemuan ini Hamzah menyampaikan keprihatinan karena tax ratio kita masih rendah.
Hamzah juga menuturkan nostalgia dengan Bung Karno dan ingat terinspirasi pidato Bung Karno yang menyatakan Indonesia adalah negara yang khas dan dibangun atas dasar Pancasila.
Pancasila juga dijalankan sangat baik.
Baca: Politikus PDIP: Victor Laiskodat Hanya Ajak Konstituen Tak Dukung Parpol Penolak Perppu Ormas
Misalnya prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa dijalankan dengan adanya kementerian agama di mana seluruh perwakilan agama ada dalam satu naungan Kementerian Agama.
"Dalam pertemuan ini kami juga berbicara persahabatan dan silaturrahmi antar pemimpin sangat penting," kata Hasto.
Hasto mengatakan, dalam kepemimpinan harus ada suasana kebatinan yang sama dalam membangun negara.
"Jangan sampai nahkoda dan wakilnya punya agenda berbeda-beda sehingga negara bisa kehilangan arah. Kekompakan harus dijaga meskipun partainya berbeda," jelas Hasto.
Baca: Ketika Jokowi Lihat Lukisan Gambar Dirinya Sedang Minum Jamu
Hasto menuturkan Hamzah juga menyebut Megawati sebagai sosok yang kokoh dalam memegang prinsip.
Contohnya ketika mendukung Palestina untuk menjadi bangsa yang merdeka seluas-luasnya dan hal tersebut disampaikan dalam pidato PBB.