Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan politisi Partai NasDem Victor Bungtilu Laiskodat di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Selasa lalu (1/8), menurut Ketua Wilayah Dakwah Bali-Nusa Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sugeng Susilo, berpotensi menimbulkan konflik horizontal antaranak bangsa.
Kepada wartawan di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS, Jakarta Selatan, Jumat 94/8/2017), menyebutkan bahwa pimpinan pusat PKS sudah menginstruksikan kader-kadernya di daerah, terutama di wilayah NTT dan sekitarnya, untuk tetap tenang menghadapi situasi ini.
"Untuk tetap tenang, untuk tetap berkhidmat dengan baik," terangnya.
Victor yang merupakan Ketua Fraksi Parta NasDem DPR RI itu, dalam acara kampanye kandidat bupati Kupang yang didukung Partai NasDem, menyebut Partai Gerindra, Partai Demokrat, PKS dan Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai partai pendukung khilafah, atau sistem kepemimpinan Islam, yang bertentangan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Video pernyataan Victor Bungtilu Laiskodat tersebut beredar luas.
Dalam video yang diterima Tribunnews, diketahui mantan kader Partai Golkar tersebut menyebut jika Indonesia berubah menjadi negeri khilafah, tidak boleh lagi ada umat lain selain umat Islam di tanah air.
Di ujung pernyataannya, ia sempat menyebut akan membunuh mereka yang mendukung hal tersebut.
Sugeng Susilo mmenilai, untuk sebuah acara kampanye, seharusnya kalimat seperti itu tidak perlu dilontarkan.
Ia menganggap masih banyak cara lain untuk mendagangkan sang kandidat di hadapan masyarakat, ketimbang melontarkan kata-kata yang tidak pantas.
"Sudah lah jangan begitu, banyak cara-cara yang lebih baik, lebih elegan untuk calon-caon yang dipromosikan dengan cara elegan. Cinta NKRI bukan saling melemahkan, harusnya saling megnhargai, saling menyatikan," katanya.
"Pak Victor mungkin dalam kondisi tidak sehat atau bagaimana. Mudah-mudahan (pernyataan itu) tidak keluar dari hati yang paling dalam," ujaranya.