TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Korban dugaan penipuan umroh oleh agen First Travel (FT) terus bermunculan.
Di Sidoarjo, ada 2.502 warga yang mendaftar di agen travel milik pasangan Andika Surachman dan Annisa Hasibuan ini.
Salah satu korban, Fredy Hermanto (62), mengatakan pihaknya telah mendaftar paket umroh FT pada 2015 silam.
"Sampai saat ini tidak ada kejelasan berangkat. Uang yang sudah lunas sejak lama pun tak tahu lagi apa bisa kembali," kata Fredy saat ditemui di rumahnya di Pondok Sidokare Indah Blok B, Minggu (27/8/2017).
Fredy tidak sendirian. Ia bersama belasan korban lainnya juga hadir untuk melakukan konsolidasi terkait langkah yang akan diambil.
Fredy menyatakan ada 2.502 warga yang sama seperti dirinya, mendaftar umrah di FT. Data itu diketahuinya setelah ia meminta kejelasan nasibnya di kantor perwakilan FT Sidoarjo di Ruko Pondok Mutiara.
"Kami meminta perlindungan hukum dari polisi, entah itu Polresta Sidoarjo maupun Polda Jatim," sambungnya.
Fredy menuturkan ikut paket umroh FT melalui seorang agen bernama Imam. Agen ini bukan karyawan FT Sidoarjo, namun memiliki afiliasi dengan FT.
Ia memercayai agen ini karena tetangganya pernah ikut paket umrah FT melalui Imam.
Namun, ketika gonjang-ganjing FT mulai mencuat, agen tersebut mendadak tak bisa dihubungi.
Fredy mengaku sudah mendatangi Polresta Sidoarjo dan ditemui langsung oleg Kapolresta Kombespol Himawan Bayu Aji.
apolresta meminta para korban ini untuk mengumpulkan bukti dokumen terkait pembelian paket umrah tersebut.
"Karena tidak ada gelagat baik dari agen ataupun FT Sidoarjo, kami akan melaporkan kasus ini," tegasnya.
Korban lainnya, Rachmawati (55), mengaku tertarik ikut setelah melihat tetangganya berangkat umroh FT.
Menurutnya saat itu, fasilitas yang ditawarkan FT sangat mewah untuk ukuran harga paket yang hanya Rp 14 jutaan itu.
"Langsung saya pesan untuk empat orang. Tapi giliran saya malah terkena penipuan ini," tandas Wati.
Wati menduga tetangganya yang bisa berangkat itu hanya testimoni rekayasa FT untuk bisa menggaet calon korban lainnya.
Dijelaskan, harga paket umroh FT ternyata tidak flat Rp 14,3 juta.
Wati dan para korban lainnya juga harus menambahkan uang Rp 5,2 juta untuk biaya tiket pesawat serta hotel Surabaya-Jakarta dan Jakarta-Jeddah.
"Jadi total kami bayar Rp 19,5 juta. Saya sudah lunas semua dan dijanjikan Januari 2016 berangkat.
Tapi kenyataannya seperti ini," keluhnya.
Wati menjelaskan kantor cabang FT di Jatim sendiri ada tiga wilayah, yaitu Surabaya, Sidoarjo, dan Malang.
Yang mendaftar bukan hanya warga Kota Delta saja melainkan dari berbagai daerah lainnya.
Tadinya, Wati dan para korban lainnya tidak memperpanjang masalah ini karena rasa takut dan malu.
Takut sebab khawatir uang mereka tidak kembali lantaran pihak agen masih menjamin akan berangkat umroh.
Malu karena terekspos dan menjadi buah bibir para tetangga.
Kini, Wati dan para korban lainnya angkat bicara kerena melihat kasus ini semakin mencuat dan sangsi bisa benar-benar berangkat seperti yang dijanjikan agennya. Para korban ini ingin uangnya kembali.
"Kami akan menerima para korban lainnya yang daftar di FT Sidoarjo, baik melalui kantor cabang maupun agen, untuk bergabung mencari upaya hukum terbaik," ujarnya. (*)