TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Azar Simanjuntak mendesak kepolisian segera mengungkap siapa pelanggan 'pabrik' produsen berita hoax yang baru-baru ini terungkap bernama Saracen.
Dahnil mengatakan tidak mungkin kepolisian tak mampu mengungkap siapa pelanggan produsen hoax tersebut.
"Tinggal lacak saja mereka pernah bertransaksi dengan siapa saja, bongkar saja data pemesan. Karena menurut dugaan kami pemesan hoax ini dari penguasa juga dari oposisi," ujar Danhil saat ditemui di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (28/8/2017).
Menurutnya pemesan berita hoax untuk disiarkan ke publik ini harus segera dibongkar dan diberi hukuman sesuai peraturan yang berlaku.
Baca: Jokowi: Saracen Mengerikan, Saya Perintahkan Kapolri Usut Tuntas, Siapa yang Pesan dan Bayar
Ia menjelaskan bahwa pemesan berita hoax itu mengabaikan keadaan publik sekaligus etika publik.
"Intinya mereka tidak punya etika dalam mendukung penguasa atau mendukung sebaliknya, tinggal pesanannya seperti apa itu pegangan mereka. Produsen hoax ini sangat berbahaya karena menciptakan disintegrasi."
"Sebenarnya orang awam pun mampu melihat akun media sosial mana yang menjadi senjata produsen hoax dalam menyebarkan fitnah. Jadi tidak mungkin polisi tak bisa mengungkap siapa yang memesan," tegasnya.
Pada awal Juli dan akhir Agustus 2017 polisi berhasil meringkus beberapa anggota yang tergabung dalam organisasi penyebar hoax yang menamakan diri mereka Saracen.
Mereka di antaranya Faizal Tanong (43) yang ditangkap di Koja, Jakarta Utara tanggal 21 Juli 2017; Jasriadi (32) ditangkap di Pekanbaru, Riau pada tanggal 7 Agustus 2017, dan Sri Rahayu Ningsih yang ditangkap di Cianjur, Jawa Barat tanggal 5 Agustus 2017.