TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Rabu (30/8/2017) malam, mengadakan nonton bareng (Nobar) Solidaritas film Nyai Ahmad Dahlan di Gedung XXI Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat.
Nobar film biopik Nyai Ahmad Dahlan yang diselenggarakan PSI ini bertepatan dengan 8 Dzulhijah, Milad Ormas Keagamaan kedua terbesar di Indonesia yaitu Muhammadiyah.
“PSI mengadakan kegiatan ini untuk masyarakat Jakarta yang ingin nobar bersama kami malam ini,” ungkap Ketua Umum PSI, Grace Natalie.
Film ini bercerita tentang perjuangan Siti Walidah atau Nyai Ahmad Dahlan, sang pendiri organisasi perempuan Aisyiyah yang menjadi sayap organisasi dari Muhammadiyah.
Menurut Grace, Nyai Ahmad Dahlan adalah sosok pendiri gerakan perempuan 'Sopo Tresno' yang kemudian berganti nama menjadi 'Aisyiyah'.
“Aisyiyah adalah organisasi pergerakan perempuan Muslim yang telah banyak mendirikan institusi pendidikan, kesehatan, dan sosial. Termasuk juga universitas yang dikelola secara mandiri dan profesional oleh perempuan” jelas Grace.
Grace menambahkan, Aisyiyah juga mendirikan rumah-rumah untuk kaum miskin dan anak yatim perempuan. Bersama Organisasi Aisyiyah, Nyai Ahmad Dahlan juga mendirikan sekolah-sekolah putri dan asrama.
Bahkan, sebelum kemerdekaan Aisyiyah malah sudah menerbitkan majalah perjuangan bagi perempuan di Indonesia yang bernama Soera Aisjijah.
“Kabar menariknya, hampir 90 persen pemain dalam film ini adalah keluarga besar dari KH Ahmad Dahlan, tokoh Aisyiyah, dan warga Muhammadiyah,” kata Grace.
Nyai Ahmad Dahlan lahir di Kauman Yogyakarta pada tanggal 3 Januari 1872, dan wafat pada tanggal 31 Maret 1946.
Istri KH Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah ini ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 10 November 1971 dengan Surat Keputusan Presiden no 42/TK Tahun 1971.