TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi masih mendalami keterkaitan antara pria berinisial DI (20) yang menghina Ibu Negara, Iriana Widodo, dengan organisasi Hizbut Tahrir Indonesia.
Pasalnya dalam penangkapan DI di rumah orang tuanya di Jln Jepang KM 11 no 1088, Kecamatan Alang-alang Lebar, Kota Palembang, Senin (11/9/2017), ditemukan satu bendera dan gantungan kunci HTI.
Meski mendalami, namun Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto, meminta publik untuk fokus pada postingan DI yang dinilai melecehkan.
Baca: Polisi Tangkap Penghina Istri Presiden Jokowi di Instagram
"Masih dalam pendalaman. Saya yakin tidak perlu dibesar-besarkan. Tetapi kita berpijak dari fakta hukum apa betul dia mengunggah kalau unggah dia harus pertanggung jawabkan," ujar Setyo kepada wartawan di Mabes Polri, Jln Trunojoyo, Jakarta Selatan, Selasa (12/9/2017).
Pihak penyidik masih mendalami motif DI melakukan perbuatan tersebut. Polisi juga masih menganalisis frekuensi ujaran kebencian yang dilakukan oleh DI di media sosial miliknya.
"Baru didalami kita cek. Penyidik memeriksa dia ngomong ini baru pertama. Kalau pnya akun lain akan didalami," tambah Setyo.
Kronologis penangkapan DI dimulai setelah polisi pada Jum'at (8/9/2017) mengamankan DW lebih dulu di daerah Laswi, Kota Bandung. Dirinya diduga mengetahui keberadaan pelaku utama DI yang tinggal di Palembang.
Baca: Gerindra Jawa Barat Tarik Dukungan Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu di Pilkada 2018, Ini Pemicunya
Selanjutnya pada Sabtu (9/9/2017), tim yang dipimpin oleh Kasat Reskrim AKBP Yoris Marzuki berangkat ke Palembang untuk melakukan penangkapan terhadap DI.
Pada hari ini sekitar pukul 20.00 WIB, tim langsung melakukan penangkapan di rumah orang tuanya di Palembang.
Diketahui sebelumnya, akun Instagram @warga_biasa membuat postingan yang memuat gambar penghinaan terhadap istri Presiden Jokowi, yakni Iriana Jokowi.
Baca: Gerindra Segera Bertemu Demokrat Usai Tarik Dukungan Pasangan Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu
Akun tersebut mengunggah foto Iriana yang memakai jilbab putih, namun memberi caption kata-kata yang menghina.