TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan lebih serius menggarap Sistem Resi Gudang (SRG).
Pasalnya melalui sistem ini, tidak hanya meningkatkan nilai jual komoditi petani tapi SRG ini juga mendorong petani untuk bersikap dan bertindak sebagai seorang pebisnis.
"Melalui pelatihan intensif Sistem Resi Gudang (SRG), Bappebti menginginkan para pengelola gudang SRG di berbagai daerah menjadi lebih profesional," kata Retno Rukmawati, Kepala Biro Pembinaan dan Pengawasan Sistem Resi Gudang (SRG) dan Pasar Lelang Komoditi (PLK) Bappebti, usai penutupan pelatihan dalam keterangan pers, Jum’at (15/9/2017).
Restno mengatakan pelatihan SRG merupakan terobosan baru yang kami lakukan dalam menciptakan SDM calon pengelola gudang yang memiliki kompetensi sekaligus mengatasi keterbatasan kelembagaan pengelolaan gudang SRG di daerah.
Kabag Penguatan dan Pemberdayaan SRG, Yuli Edi Subagio, dalam rangkaian pelatihan ini para peserta diberi pemahaman secara komprehensif tentang SRG, baik teknis pengelolaan gudang, operasional informasi SRG, penyusunan laporan sampai pengembangan usaha melalui SRG.
Baca: Gandeng Kementerian, Bappebti Wujudkan Sistem Resi Gudang Garam
“Kami juga membahas kasus-kasus yang timbul dalam pengelolaan gudang SRG, sehingga para peserta segera bisa mencari solusi manakala mereka menemui masalah pada pelaksanaan SRG di daerah mereka masing-masing,” ujar Yuli.
Salah seorang peserta, Hendra Jaya dari KUD Anuta Karya, Toli-toli, Sulawesi Tengah menargetkan setelah pelatihan selesai adalah segera menerbitkan Resi Gudang dan akan dilakukan akhir Oktober mendatang.
"Kami yakin bisa karena bank di daerah kami sudah mendukung, begitu juga pihak-pihak terkait lainnya. Malah sekarang kami diburu-buru untuk terbitkan Resi Gudang,” ujarnya.
Komoditi yang dikembangkan dalam SRG di Toli-toli adalah beras, baik beras konvensional maupun beras organik.
Ia memberi gambaran potensi beras di di Kecamatan Galang saja, dimana ia tinggal, terdapat areal 4.600 ton sawah dengan hasil panen 9.000 ton pada setiap musim panen.
Dengan potensi seperti itu hendra yakin SRG akan berkembang pesat di Toli-toli karena kabupaten ini menjadi penghasil beras utama.
Baca: Mendag Apresiasi Implementasi Sistem Resi Gudang
Selama satu bulan 52 orang peserta digembleng dalam pelatihan Sistem Resi Gudang (SRG) yang diselenggarakan oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan.
Mereka datang dari 13 daerah di Indonesia, antara lain Toli-toli, Wonogiri, Kediri, Lampung, Kupang dan Pasaman Barat.
Para pesertanya adalah pengurus Koperasi, Perusahaan Daerah dan Perusahaan Swasta, terbagi dalam dua kelompok, yakni kelompok manajerial dan kelompok teknis yang masing-masing dilatih selama 2 minggu.