TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Indonesia memiliki tiga fokus dalam kampanye pencalonan Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB.
Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir terkait sidang majelis umum PBB yang akan berlangsung selama dua pekan.
"Prioritas kita Indonesia yang pertama adalah Indonesia berhasil menciptakan ekosistem perdamaian di kawasan Asean dan juga kawasan perdamaian global," ujar Arrmanatha di ruang Palapa, kantor Kementerian Luar Negeri, Pejambon, Jakarta Pusat, (14/9/2017).
Baca: Pengamat Minta Pansus Angket KPK Buktikan Tidak Sekedar Dicitrakan Selamatkan Novanto
Prioritas kedua menurutnya, Indonesia membangun sinergi perdamaian dan pembangunan di kawasan Afrika
"Ketiga adalah Indonesia memerangi isu global yang terkait terorisme, radikalisme, dan ekstremis," kata Arrmanatha.
Seperti diketahui, sidang tahunan PBB tahun ini akan dihadiri para pemimpin, kepala negara, maupun menteri dan delegasi lainnya dari 193 negara anggota PBB.
Indonesia bersaing dengan Maladewa untuk memperebutkan kursi perwakilan di DK PBB dari kawasan Asia Pasifik.
Baca: Polisi Tangani Insiden Ledakan di Kereta Bawah Tanah London Sebagai Aksi Terorisme
DK PBB beranggotakan 15 negara.
Lima di antaranya adalah anggota tetap, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Cina dan Prancis.
Sebelumnya, Indonesia sudah pernah tiga kali menjabat sebagai anggota tidak tetap DK PBB, yaitu pada tahun 1973-1974, 1995-1996, dan 2007-2008.