Untuk itu pula Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah menyarankan seluruh kelompok masyarakat cermat menerima informasi, dan berhati-hati.
"Saya berharap peristiwa Penyerangan seperti yang terjadi dini hari tadi di LBH/YLBHI Tidak terjadi kembali," tegasnya.
Bagi dia, komitmen LBH/YLBHI selama ini membantu mencari keadilan untuk semua golongan terang benderang, doktrin menghadirkan keadilan untuk Mustad'afin bersesuaian dengan doktrin teologi Al-Maun yang menjadi pijakan dasar perjuangan Pemuda Muhammadiyah untuk bela Mustad'afin dan Dhuafa.
"Jadi, persekusi terhadap LBH/YLBHI seperti melakukan persekusi terhadap keadilan. Jadi, mohon stop, siapa pun anda, mari kita bangun tradisi dialog dengan nalar yang sehat," pesannya.
Kekhawatiran YLBHI
Jelas hoax atau berita-berita bohong telah disiarkan secara sistematis dan meluas bahwa Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia ( YLBHI) menggelar acara terkait PKI dan menyanyikan lagu genjer-genjer dan lainnya padahal sama sekali tidak ada.
Menurut Asfinawati - Ketua Umum YLBHI, propaganda tuduhan yang mengada-ada telah diviralkan, instruksi-instruksi untuk menyerang LBH dikhawatirkan ditunggangi oleh pihak-pihak yang menghendaki chaos dan rusuh.
"Kami khawatir ini ditunggangi oleh pihak-pihak yang menghendaki chaos dan rusuh," tegasny dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Senin (18/9/2017).
Minggu malam (17/9/2017) sekitar pukul 21.00 hingga Senin (18/9/2017) dini hari ratusan massa datang mengepung gedung LBH, meneriakkan ancaman mengerikan, melakukan stigma dan tuduhan-tuduhan tidak berdasar, serta mencoba masuk, melempari dengan batu dan melakukan provokasi-provokasi, serta mencoba membuat kerusuhan.
Sementara itu puluhan orang yang telah mengikuti acara #AsikAsikAksi (acara penampilan seni, puisi menyanyi dll dalam rangka keprihatinan atas pembubaran acara seminar sejarah yang dibubarkan oleh aparat pada Sabtu 17 September 2017) terkurung dan bertahan didalam gedung LBH-YLBHI.
Dia tegaskan, LBH-YLBHI telah berulang kali menjelaskan bahwa tidak ada acara terkait PKI.
Aparat kepolisian mulai dari Kapolsek Menteng, Kapolres Jakarta Pusat, Kabaintelkam Mabes POLRI juga Kapolda Metro Jaya telah melakukan klarifikasi langsung, melihat semua bahan, mengawasi terus menerus dan mengakui serta menjelaskan kepada massa bahwa tidak ada acara yang berkaitan sama sekali dengan PKI atau Komunisme. Tetapi massa tidak mau mendengar dan melawan aparat.
Ia menjelaskan, LBH-YLBHI adalah rumah bagi masyarakat miskin buta hukum dan tertindas. Semua kelompok mengadu dan meminta bantuan hukum.
Sesuai semangat LBH, prinsip negara hukum dan kode etik profesi dan bantuan hukum, semua didampingi tanpa pandang bulu, tidak memandang suku, agama, ras, keyakinan politik, golongan dll.