Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam waktu dekat, penandatangan kontrak pembelian 11 unit Sukhoi-SU 35 akan dilakukan.
Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu, menyebut pihak Sukhoi akan datang ke Indonesia dan pada November mendatang penandatanganan tersebut dilakukan.
"November (tandatangan), (nanti) orangnya ke sini," ujar Ryamizard Ryacudu usai menghadiri rapat soal pembelian Sukhoi SU-35, di kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam), Jakarta Pusat, Rabu (20/9/2017).
Baca: Bantuan Untuk Pengungsi Korban Kemanusiaan Rakhine State Transit Di Aceh
Menurut Menhan Indonesia butuh satu skuadron atau 16 unit pesawat.
Namun, dengan kondisi yang ada, Indonesia hanya bisa membeli 11 unit pesawat.
Satu unit pesawat dibandrol sekitar 90 juta dollar Amerika Serikat (AS).
Rencananya setengah dari harga yang harus dibayar Indonesia dibayar dengan komoditas.
Baca: Menhan:Film G30S/PKI Sesuai Kenyataan, Tidak Apa-apa Diputar, Pelajaran Bagi Kita Semua
Setelah penandatanganan kontrak pada November mendatang, pihak Sukhoi langsung mengerjakan produksi 11 unit pesawat generasi 4++ itu.
Produksi tersebut butuh sekitar dua tahun dan setelahnya baru pesawat-pesawat yang akan menggantikan pesawat F-5 Tiger di Skuadron 14 TNI Angkatan Udara (AU) didatangkan.
"Dibuat dulu dia, paling tidak dua tahun," ujarnya.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto, dalam kesempatan terpisah menyebut pesaawat-pesawat tersebut dibeli lengkap dengan alutsista dan sistem avioniknya yang canggih.
Baca: Ketika Jokowi Singgung Nama Raisa Saat Bicara Soal Batasannya Unggah Foto di Media Sosial
Dalam pembelian pesawat tempur itu, pihak Indonesia juga medapat kesepatan membelajari cara memproduksi pesawat Sukhoi.
Terkait pembayaran, setengah dari total harga 11 unit pesawat Sukhoi SU-35, akan dibayar dengan komoditas lokal.
Wiranto mengatakan ada 17 jenis barang yang diminati Rusia dan disanggupi Indonesia.
Salah satu barang yang diminati dan disanggupi Indonesia adalah perlengkapan militer buatan anak negeri.
"Ada 17 item (barang) yang disetujui, yang menarik salah satu item itu, pembelian perlengkapan militer dari Indonesia. Kita sekarang ada produksi perlengkapan militer untuk NATO, kita ada rompi anti peluru, ada sepatu," katanya.