TRIBUNNEWS.COM, YANGON - Setelah melakukan serah terima bantuan dari Pemerintah dan Rakyat Indonesia ke Pemerintah Myanmar di Bandara Internasional Yangon, kini bantuan tersebut tengah dalam perjalanan menuju ke Sittwe, ibukota Rakhine State.
Diperkirakan, bantuan yang dikirim akan sampai tiga hari, atau paling lama empat hari ke Sittwe lantaran medan yang dilalui cukup sulit.
“Masalah transportasi yang diperuntukkan dalam penyaluran ini sangat sulit karena medannya yang sangat sulit,” ujar Ito di Kantor KBRI Myanmar di Yangon, Jumat (22/9/2017).
Tidak hanya itu, Ito menjelaskan bahwa kendaraan yang digunakan sangat terbatas. Tidak hanya menempuh jalur darat saja, tetapi juga harus menempuh jalur sungai untuk bisa mencapai tujuan.
“Transportasinya pun sangat terbatas sehingga nanti kita akan meminta kepada pemerintah Myanmar sebagai pertanggungjawaban penyaluran bantuan ini dalam bentuk foto ataupun video yang akan kita kirimkan ke pusat sebagai pertanggungjawaban dari apa yang sudah diberikan kepada pemerintah Myanmar,” ucap Ito.
Baca: BNPB Akan Beri Pelatihan Pemasangan Tenda kepada Pengungsi di Rakhine State
Diketahui, Pemerintah Myanmar secara resmi telah menerima bantuan kemanusiaan untuk para korban sosial di Rakhine State dari Pemerintah dan Rakyat Indonesia.
Acara serah terima bantuan kemanusiaan tersebut dilakukan di Bandara Internasional Yangon, Myanmar setelah dua Pesawat Hercules C-130 mendarat.
Serah terima dilakukan oleh Dirjen Kementerian Sosial, Bantuan dan Permukiman Kembali Pemerintah Myanmar U Ko Ko Naing dengan Kepala Sub Direktorat Perencanaan Darurat Gatot Satria Wijaya.
Selain bantuan kemanusiaan secara simbolik, keduabelah pihak juga menandatangani berita acara serah terima bantuan yang dilakukan oleh U Ko Ko Naing dengan Duta Besar RI untuk Myanmar Ito Sumardi.
Bantuan ini merupakan bantuan yang kesembilan dan kesepuluh yang dikirim dari Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur.
Adapun bantuan yang akan dikirim berupa selimut, makanan cepat saji sebanyak 2.000 paket, 20 unit tenda, 7.000 helai selimut, obat-obatan, makanan tambahan selain ASI dan makanan untuk ibu hamil dan balita seberat lima ton.