Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, YANGON - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNP) mendapatkan izin untuk berangkat ke Sittwe, negara bagian Rakhine, Myanmar.
Duta Besar Indonesia untuk Myanmar Ito Sumardi mengatakan izin telah dikantongi BNPB sejak kemarin.
Namun, tim baru diberangkatkan besok sembari menunggu bantuan yang tiba di Yangon kemarin sampai di Sittwe.
“Hari ini saja barang kita belum sampai sehingga dari BNPB kita tahan dulu dan besok baru berangkat selasa untuk mengajarkan mereka dan dia juga tidak mungkin sampai ke kamp karena ke kamp membutuhkan waktu beberapa hari lagi,” ujar Ito di KBRI Myanmar, Yangon, Senin (25/9/2017).
Berdasarkan informasi sebelumnya, waktu tempuh dari Yangon menuju ke Sittwe memakan waktu tiga hingga empat hari melalui jalur darat lantaran berjarak sekira 1.000 kilometer.
Tujuan BNPB ke Sittwe yakni memberikan pelatihan mengenai bagaimana mendirikan tenda pengungsian.
Meski ada jalur sungai yang menuju Sittwe, Ito mengatakan tidak semudah yang dibayangkan karena pelabuhan yang ada tidak mampu menerima kapal yang bermuatan besar.
“Kami mau kirim lewat Sittwe enggak mungkin karena pelabuhan Sittwe di sana itu bukan bentuk pelabuhan, seperti pelabuhan rakyat sehingga tidak bisa mengangkut barang-barang besar sehingga semuanya pasti harus lewat Yangon atau tidak Mandalay,” kata Ito.
Tidak hanya Indonesia, namun Ito menjelaskan kesulitan pengiriman bantuan kemanusiaan tersebut juga menjadi perhatian dari Palang Merah Internasional atau ICRC.
“Kesulitan untuk menyampaikan bantuan sampai ke lokasi itu menjadi satu concern yang sangat besar buat ICRC bagaimana caranya ini kesana, tidak semudah apa yang kita bayangkan seperti ke Cox’s Baazar di Bangladesh,” ucap Ito.(*)