TRIBUNNEWS.COM, PEMALANG – Lagu “Indonesia Pusaka” bergema di pengajian akbar Gerakan Pemuda (GP) Ansor Desa Ketapang, Kecamatan Ulajami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Sabtu (23/9/2017) malam.
Adalah KH Syarif Rahmat yang mengajak ratusan hadirin untuk berdiri dan menyanyikan lagu wajib nasional karya Ismail Marzuki tersebut di akhir ceramahnya di Masjid Jami Al Hidayah.
Indonesia tanah air beta / pusaka abadi nan jaya / Indonesia sejak dulu kala / tetap dipuja-puja bangsa / di sana tempat lahir beta / dibuai dibesarkan bunda / tempat berlindung di hari tua / tempat akhir menutup mata.
Dipandu Kyai Syarif, dengan penuh semangat seluruh jamaah pengajian menyanyikan lagu tersebut.
Lagu “Indonesia Pusaka” memang menjadi klimaks ceramah Kyai Syarif Rahmat, Pengasuh Pondok Pesantren Ummul Qura, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, yang juga Pengasuh Padepokan Dakwah Sunan Kalijaga (Padasuka), yang bernuansa kebangsaan.
Dalam bagian ceramahnya, Kyai Syarif mengajak umat Islam mengedepankan ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim) ukhuwah basyariyah (persaudaraan sesama manusia), dan ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sebangsa).
Ia mengajak umat Islam untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, jangan mudah dipecah belah, serta menjadikan Islam sebagai rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam).
“Jangan mudah mem-bid’ah-kan sesama muslim yang dapat memecah belah umat. Jangan pula mudah mengkafirkan orang lain yang dapat memecah belah bangsa,” pinta kyai yang selalu berpenampilan eksentrik dengan blangkon dan baju hitamnya ini.
Kyai Syarif juga mengajak hadirin untuk meningkatkan ketakwaan dan selalu bersyukur kepada Allah SWT, serta bersikap dermawan.
Salah satu wujud dari rasa syukur dan dermawan itu ialah berbagi kepada sesama, seperti yang dilakukan GP Ansor Desa Ketapang, yakni menyantuni anak yatim piatu dan fakir miskin.
Memang, pengajian akbar tersebut dihelat untuk merayakan Hari Anak Yatim yang jatuh setiap tanggal 10 Muharram, dan ini menjadi agenda rutin tahunan GP Ansor Desa Ketapang.
Tahun ini ada sekitar 40 anak yatim dan 237 fakir miskin yang mendapat santunan berupa beras, uang tunai, dan beasiswa, yang keseluruhannya hampir mencapai Rp 100 juta. Dana sebesar itu sebagian besar diperoleh dari donatur dan petambak udang vaname desa setempat.
Umat muslim Desa Ketapang memang menjadi fenomena tersendiri, terutama dalam hal berbagi. Selain GP Ansor, setiap tahun para perantau asal Desa Ketapang di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) yang tergabung dalam Keluarga Ketapang di Jakarta Raya (Kapang Jaya) juga menghelat acara serupa, yakni pengajian akbar yang disertai dengan santunan kepada anak yatim dan fakir miskin.
Dalam konteks ini, Ketua Panitia Pengajian Akbar GP Ansor Desa Ketapang Ustadz Abdul Kholid mengajak umat Islam di desanya untuk fastabiqul khoirot atau berlomba-lomba dalam kebajikan, sehingga tahun depan pun GP Ansor akan menggelar acara serupa. “Mari ber-fastabiqul khoirot,” ajak Abdul Kholid dalam sambutannya.