TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --Elektabilitas Partai Golkar akan terus turun bila Setya Novanto dipertahankan menjadi Ketua Umum partai berlambang Beringin.
Demikian menurut Pengamat Lembaga Ilmu Politik Indonesia (LIPI), Indria Samego kepada Tribunnews.com, Minggu (1/10/2017).
Pasalnya, Indria mengatakan publik telah menganggap sidang praperadilan merupakan senjata pamungkas untuk menghukum Setya Novanto.
Baca: Fadli Zon Anggap Wajar Ada Pro Kontra Putusan Praperadilan Setya Novanto
"Itulah senjata pamungkas untuk hadapi atau menghukum Setya Novanto dan sikap-sikap yang memandang hukum secara hitam putih," tegas Indria Samego kepada Tribunnews.com.
Indria mengatakan persoalan Setya Novanto dan Golkar lebih kepada urusan hati nurani untuk mendapatkan kepercayaan publik.
Menurut Indria, kelompok Setya Novanto dapat menjadikan keputusan praperadilan sebagai alasan untuk bertahan dari posisi Ketua Umum.
Tapi, sikap ini menurutnya, mengabaikan kepercayaan publik.
Apalagi sejak awal, kata dia, sebagian publik skeptis terhadap hakim praperadilan yang sungguh independen.
Baca: Fahri Hamzah Senang Setya Novanto Menang Praperadilan
Pengalaman sidang praperadilan Jenderal Budi Gunawan telah menjadi catatan penting bagi KPK yang saat itu kalah.
Seluruh kader Partai Golkar mulai dari tingkat pusat hingga daerah diminta menghormati putusan sidang praperadilan Setya Novanto.
Seperti diketahui, putusan tersebut menganulir status tersangka Setya Novanto dalam kasus korupsi e-KTP tidak sah.
Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono meminta kader Partai Golkar untuk tidak membuat kegaduhan.