TRIBUNNEWS.COM, PASURUAN - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko mengajak setiap pihak untuk bijak memaknai simbol-simbol, termasuk Patung Pahlawan yang berdiri di Menteng, Jakarta Pusat.
Patung yang dikenal luas sebagai Tugu Tani ini belakangan dituding sebagai simbol komunis oleh demonstran 299.
"Saya pikir kita mesti bijak memaknai dari setiap simbol-simbol. Jangan lihat dari fisiknya, tapi melihat untuk apa patung itu dulu dibuat. Patung itu adalah Patung Pahlawan. Patung itu cermin dari keberhasilan pertempuran di Irian Barat sehingga dilukiskan dalam bentuk patung,” kata Moeldoko.
Hal itu dikatakan Moeldoko, yang juga Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), menjawab pertanyaan wartawan usai memberi kuliah umum di Universitas Yudharta Pasuruan, Jatim, Senin (2/10/2017).
Seribuan santri dan mahasiswa hadir dalam acara tersebut.
Seperti diketahui, pada Patung Pahlawan yang berdiri 1963 tersebut tertulis "Hanya Bangsa yang Dapat Menghargai Pahlawan-pahlawannya yang Dapat Menjadi Bangsa Besar.”
“Simbol itu menggambarkan bagaimana seorang ibu membekali anaknya yang akan berangkat ke medan operasi. Itu sebenarnya simbol dan ditarik menuju doktrin sistem pertahanan negara,” ujar mantan KSAD ini.
Baca: Moeldoko: Berlebihan Kalau Film G30S/PKI Digoreng Jadi Isu Politik
Sistem pertahanan negara yang dimaksud adalah Sistem Pertahanan Rakyat Semesta sebagaimana termaktub dalam UUD 1945.
“Bahwasanya sistem pertahanan negara tidak hanya dibangun oleh komponen utama, bukan hanya oleh TNI. Di situ ada komponen cadangan (rakyat) dan di situ ada kompenen pendukung,” papar doktor jebolan Universitas Indonesia (UI) ini.
“Itulah sebuah cermin secara keseluruhan bagaimana sistem pertahanan sebuah negara,” tegasnya.
Menurut Moeldoko, jika semua pihak memaknai secara positif Sistem Pertahanan Rakyat Semesta yang digambarkan Patung Pahlawan tersebut, maka ini akan menjadi faktor yang membuat negara-negara lain gentar.
“Ini sebuah deterrent factor terhadap negara-negara lain. Hati-hati lho jangan coba-coba menyerang Indonesia, karena semua dari bangsa indonesia memiliki hak untuk mempertahankan kedaulatan negaranya,” tegas Moeldoko.