TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belakangan, Polri selalu menghindar saat disinggung topik pengadaan senjata. Topik ini muncul akibat adanya polemik pasca-pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo terkait isu pembelian 5.000 pucuk senjata oleh institusi non militer.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto menjelaskan, bungkamnya Polri soal senjata karena pihaknya tidak ingin menimbulkan polemik baru. Jika salah bicara, dikhawatirkan justru menimbulkan masalah baru.
Baca: Soal Impor Senjata Brimob yang Tertahan di Bandara, Wiranto: Itu Nanti Urusan Saya
"Saya tidak mau timbulkan polemik baru. Tunggu saja," ujar Setyo di kompleks PTIK, Jakarta, Selasa (3/10/2017).
Siang ini, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Kemananan Wiranto dijadwalkan akan memimpin rapat, termasuk membahas soal isu senjata.
Wiranto mengundang sejumlah pihak terkait, mulai dari Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolri Tito Karnavian, Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu hingga pihak dari PT Pindad (Persero).
Setyo mengatakan, dalam rapat tersebut akan diluruskan terkait polemik pengadaan senjata itu.
"Ditunggu saja, Polhukam sedang menyelesaikan masalah," kata Setyo.
Dalam rapat nanti kemungkinan juga akan dibahas soal tertahannya 280 senjata di Bandara Soekarno-Hatta. Senjata milik Korps Brimob Polri tersebut tertahan di Gudang Kargo Unex.
"Iya, banyak hal yang perlu dibicarakan," kata Setyo.
Sebelumnya, Wiranto menegaskan, tidak ada masalah dalam pengadaan senjata. Akan tetapi, ia mengakui perlu ada koordinasi antar-lembaga terkait.
"Bukan masalah sebenarnya hanya perlu kami koordinasikan agar lebih jelas dan kami memutuskan dalam satu keputusan yang tidak melanggar UU," ujar Wiranto.
Panglima TNI Gatot Nurmantyo sebelumnya menyebut adanya institusi non militer yang memesan 5000 pucuk senjata. Pernyataan Gatot disampaikan secara tertutup dalam pertemuan Panglima TNI dengan para purnawirawan, Jumat (22/9/2017).
Namun, rekaman pembicaraan tersebut bocor ke media sosial dan mendapat ralat dari Wiranto.
Menurut Wiranto, BIN mendatangkan 500 pucuk senjata dari PT Pindad untuk pelatihan sekolah intelijen. Pembelian itu sudah sesuai prosedur yang berlaku.
Berita ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul: Irit Bicara soal Senjata, Polri Enggan Menimbulkan Polemik Baru