Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hendrianti Sahara Nasution, putri Jenderal Besar AH Nasution, tak setuju terhadap wacana pembuatan ulang film 'Pengkhianatan G30S/PKI.
"Karena saya sudah tahu bagaimana film ini dibuat. Kalau ada kontroversi, yang bisa menjawab adalah orang yang melihat kontroversi itu. Tapi yang penting kita melihat kejadian itu adalah yang sebenarnya," kata wanita yang akrab disapa Yanti saat ditemui di Museum Sasmitaloka Jenderal Besar AH. Nasution, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (30/9/2017).
Menurut Yanti, seharusnya Presiden bisa menjelaskan secara rinci apa maksud pembuatan ulang film G30S/PKI.
"Saya kan tidak punya wewenang apa-apa, yang berwenanglah yang bisa menentukan. Tapi, saya rasa kalau yang menyuruh itu, memikirkan sekali lagi kepentinganya apa dan harus bagaimana sebaiknya yang harus dilakukan," papar Yanti.
Yanti juga meyakini bahwa film versi pertama buatan sutradara Arifin C Noer tahun 1984 sudah sesuai dengan peristiwa yang terjadi, saat malam peristiwa berdarah pada 30 September 1965.
"Kalau saya bilang, versi lama itu asli ya. Ya walaupun tidak 100 persen betul," terang Yanti.(*)