TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan Junimart Girsang menyinggung soal perbantuan anggota Polri untuk pengamanan operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Kepolisian (KPK).
Salah satu contohnya adalah kasus Wali Kota Batu Eddy Rumpoko.
"Mencermati itu justru dari kepolisian yang sangat over acting, mereka seperti membawa teroris, bagaimana polri yang mendorong Wali Kota Batu, ke bus. Sementara si walikota menyampaikan kepada pers," kata Junimart dalam rapat dengan Kapolri bersama Komisi III di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (12/10/2017).
Junimart menilai, bukan membantu mengamankan, apa yang dilakukan anggota Polri tersebut bisa jadi memicu emosi.
"Bukan mengamankan malah memicu emosi orang-orang. Kan kasihan terlepas dia sedang mandi tapi digedor-gedor," kata Junimart.
Baca: Kebakaran Hutan California Meluas, Korban Tewas 23 Orang
Menjawab hal tersebut Tito mengaku akan menjadikan masukan.
Dirinya akan memberikan arahan kepada anggotanya terkait mekanisme bagaimana memberikan dukungan kepada KPK.
"Ini harus ada mekanisme laporan sampai ke atas, artinya kapolda, kapolri harus paham. Tapi tidak ada resiko kebocoran," kata Tito.
Tito mengaku juga tidak ingin karena Polri cuma memberikan dukungan, tetapi justru bereaksi berlebihan. Terlebih kemungkinan salah tangkap.
"Secara hukum harus kuat. Karena kami ngga mau resikonya terjadi kesalahan pada kepolisian. Untuk itu kita akan melakukan analisis dan evaluasi (anev), prinsip proporsional penggunaan kekuatan dengan tingkat ancaman yang ada," kata Tito.
Dalam rapat ini juga diputar video proses pengawalan Wali kota Batu Eddy Rumpoko saat terjaring OTT oleh KPK, Sabtu (16/9/2017).
Eddy yang biasa dipanggil dengan inisial ER memberontak, berusaha melepaskan diri dari kawalan petugas Brimob saat berada di Mapolda Jatim.
Insiden ini terjadi ketika ER digiring keluar ruangan gedung Subdit III Tipidkor Ditreskrimsus Polda Jatim semalam.
Terlihat ada 4 anggota Polda Jatim dengan atribut dan senjata lengkap dan penutup wajah mengawal ER keluar ruangan.
Ia digiring menuju bus untuk selanjutnya akan diangkut menggunakan pesawat terbang ke Jakarta.
Saat berjalan dalam pengawalan ketat ia langsung diburu dan dikerumuni para pewarta untuk mendapatkan pernyataannya.
Namun Eddy justru didorong masuk ke dalam bus oleh anggota Brimob.