Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indikator ekonomi menunjukan angka positif dalam tiga tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
Pertumbuhan ekonomi menujukan angka yang stabil dari 5,02 persen (2014), sempat mengalami perlambatan menjadi 4,88 persen (2015).
Kemudian tumbuh menjadi 4,92 persen pada kuartal I Tahun 2016, terus meningkat di angka 5,02 persen (2016).
Baca: Menteri PUPR Minta Pengerjaan Tol Layang Andi Pangerang Dikebut
Pertumbuhan ekonomi per kuartal I Tahun 2017 tercatat masih di angka 5,01 persen.
Berdasarkan Ringkasan Laporan 3 Tahun Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, inflasi masih terkendali dari 8,36 persen (2014) turun menjadi 3,35 persen (2015).
Pada tahun 2016, tercatat inflasi berada di angka 3,02 dan naik tipis di angka 3,62 persen pada Agustus 2017.
Baca: Underpas Simpang Mandai Dorong Makassar Jadi Pusat Ekonomi
Tercatat pula angka kemiskinan turun dari Maret 2016-Maret 2017 sebesar -0,22 persen atau hanya 10,64 persen penduduk.
Begitu juga angka penggangguran menunjukan penurunan Februari 2016-Februari 2017 sebesar -0,12 persen.
Indeks Daya Saing Global juga menunjukan adanya peningkatan dari peringkat 37 (2015) menjadi berada di peringkat 36 pada tahun 2017.
Baca: 6 Destinasi Pariwisata di NTT Dipromosikan Kepada Pebisnis Dari 16 Negara
Status layak investasi pun menunjukan hal positif. Tercatat pada 2014, status layak investasi diberikan Moody's, Fitch. Namun hanya Standard & Poor yang tidak memberikan status layak investasi apda tahun 2014 lalu.
Namun pada 2017, tercatat status layak Investasi diberuikan oleh ketiga lembaga, yakni Moody's, Fitch dan Standard & Poor.