TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Nur Kiraisin (39) tampak khusuk melaksanakan ibadah Salat Ashar di depan putra sulungnya, Asep Mulyana (24) yang terbaring di ruang perawatan RS Ciputra, Kalideres, Jakarta Barat, Senin (30/10) petang.
Tak lupa, Nur memanjatkan doa seraya memasrahkan kepada Allah SWT akan nasib suaminya, Subarna Ega.
Baca: Saud Sempat Tak Percaya 13 Cucunya Jadi Korban Ledakan di Pabrik Petasan
Subarna merupakan tukang las yang diduga menjadi pemicu awal ledakan dan kebakaran di pabrik petasan PT Panca Buana Cahaya Sukses dengan korban tewas mencapai 48 pekerja pada Kamis (26/10) lalu.
Ia ditetapkan sebagai tersangka lantaran percikan api dari kegiatan las yang dilakukannya menjadi penyebab ledakan dan kebakaran di pabrik tersebut
Namun, hingga saat ini kepolisian belum mengetahui keberadaan dan nasibnya.
Asep Mulyana (24), merupakan anak pertama dari tiga anak Nur Kiraisin (39) yang dinikahi oleh Subarna Ega (25) pada sekitar tiga tahun lalu.
Asep Mulhana yang juga bekerja di pabrik petasan tersebut turut menjadi korban luka bakar akibat kejadian nahas tersebut. Ia dirujuk ke RS Ciputra setelah mendapatkan perawatan di RSIA Bun, Tangerang.
Nur menceritakan kepada Tribun, sebelumnya ia, Subarna Ega dan tiga anaknya tinggal di Desa Cililin, Bandung, Jawa Barat. Dan baru sekitar dua bulan lalu suami dan anak pertamanya bekerja di pabrik petasan PT Panca Buana Cahaya Sukses milik Indra Liyono itu.
Ia bersama kerabatnya berangkat dari Bandung ke Tangerang sehari setelah mendapat kabar pabrik petasan tempat suami dan anaknya bekerja meledak dan terbakar hebat pada lima hari lalu.
Mulanya, ia menaruh sedikit harapan jika suaminya selamat dari ledakan dan kebakaran hebat di pabrik petasan tempatnya bekerja itu.
Ia mendatangi dan mencari keberadaan suaminya, Subarna Ega, di tiga rumah sakit utama yang menjadi tempat evakuasi pertama para korban kebakaran di PT Panca Buana Cahaya Sukses.
Ketiganya yakni RSIA Bun Tangerang, RSUD Tangrang dan RS Mitra Keluarga Tangerang.
Ia juga telah mendatangi RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, yang menjadi tempat para korban meninggal akibat kebakaran di PT Panca Buana Cahaya Sukses.
Namun, pencarian Nur belum membuahkan hasil.
Selain itu, kepolisian pun belum bisa memberikan kepastikan apakah suaminya ada dalam 48 jenazah yang sedang dalam proses identifikasi di RS Polri.
Oleh karena itu, kini Nur mengaku sudah dapat menerima jika suaminya memang telah tiada.
"Kalau harapan buat suami, pendeklah harapannya. Soalnya, saya sudah cari ke tiap rumah sakit nggak ada, ya mau apa? Bukannya kita mengharapkan jelek. Tapi, ya mau apalagi kalo memang sudah nasibnya sampai di situ, ya nggak papa. Saya ikhlas, saya terima," ucap lirih Nur seraya menundukan wajah ke ranjang putra sulungnya.