TRIBUNNEWS.COM - Acara Rembug Nasional 2017 yang digelar Senin (23/11) lalu dinilai tak efektif.
Tak hanya itu, kegiatan yang dihadiri Presiden Joko Widodo tersebut disebut sarat kepentingan dan hanya membuang-buang waktu.
Demikian hal itu diungkapkan Kepala Divisi Litbang 98 Institue, Pery Rinandar, Kamis (2/11).
"Karena kalau kita bicara pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla banyak lembaga survei dan lembaga masyarakat yang memuji dan mengoreksi kinerja tersebut dan hal itu tentu menjadi acuan bagi duet Jokowi-JK untuk bekerja lebih baik lagi," kata Pery.
Baca: Membandingkan Fasilitas Bus Tingkat Premium dan Kereta Eksekutif, Anda Pilih yang Mana?
Menurut Pery, acara sekaliber Rembuq Nasional 2017 tersebut hanya diketuai dan dibantu sekretaris yang bukan tokoh nasional. Padahal, di belakang Presiden Jokowi ada nama Teten Masduki dan Pramono Anung yang harusnya bisa membuat kegiatan tersebut lebih greget.
Pery melihat, dari cara bekerja pelaksanaan kegiatan tersebut hanya menghasilkan hal-hal baik di pemerintahan Jokowi-JK.
Kadang kegiatan seperti itu, kata dia, hanya berharap bargaining posisi atau berharap masuk ke dalam kabinet.
Soal Penilaian Harian Beserta Kunci Jawaban Mapel Informatika Kelas 10 SMA/MA Materi Sistem Komputer
Latihan Soal & Jawaban PKN Kelas 1 SD Bab 2 Semester 1 Kurikulum Merdeka, Aku Anak yang Patuh Aturan
Tak hanya itu, lanjut Pery, dana yang besar untuk pelaksanaan acara tersebut dapat menjadi serangan balik bagi Jokowi-JK.
"Karena pasti panitia mengatakan bukan anggaran dari negara. Berarti ada sumbangan dari donatur dan sponsor kan. Nah, saya duga jangan-jangan, mungkin diiming-imingi sesuatu atau dapat bersalaman dengan Presiden, ini kan menjadi ironis," tutur Pery.
Dirinya, tambah Pery, berbicara demikian lantaran mengapresiasi kinerja Jokowi-JK selama 3 tahun ini menjabat. "Sehingga jangan sampai ternoda oleh oknum-oknum yang mencari muka di depan Presiden," pungkasnya.