TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Di era modern ini, ancaman serangan terhadap suatu negara tidak lagi berbentuk serangan militer konvensional.
Panglima TNI. Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, mengingatkan di era 'proxy war' saat ini, serangan tersebut bisa berbentuk dalam banyak rupa, termasuk serangan biokimia berbentuk virus penyakit.
"Dengan memanfaatkan bakteri virus, jamur dan toksin, SARS, flu burung," ujar Panglima TNI dalam sambutannya, di acara seminar yang dihadiri dokter sipil dan militer, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (9/11/2017).
Baca: Sail Sabang 2017 Incar Turis Kapal Pesiar dan Penyelam
Serangan tersebut sudah dilakukan di sejumlah negara, termasuk negara yang tengah dilanda konflik 'Arab Spring.'
Celakanya, Indonesia yang menurutnya juga berpotensi dilanda konflik serupa, belum memiliki sistem yang mumpuni untuk mengantisipasi serangan-serangan semacam itu.
Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya energi dan pangan yang melimpah, sangat rentan diserang oleh pihak-pihak yang ingin menguasai kekayaan Indonesia.
Panglima TNI juga mengingatkan, Indonesia yang posisinya terhitung strategis, juga sangat cocok untuk digunakan sebagai lokasi penyebar virus.
"Tidak kurang dari dua puluh empat jam, semua penyakit bisa disampaikan ke semua negara, dengan pesawat. Bahawa Indonesia ada di posisi dua samudera dan dua benua, kalau ada yang macam-macam, Indonesia jadi pusat penebaran berabgai virus," katanya.
Baca: Panglima TNI Imbau Masyarakat Tidak Khianati Perjuangan Para Pahlawan
Panglima TNI menganggap perlu dibentuk badan khsusus, yang terdiri dari lembaga dan kementerian yang berkepentingan mengantisipasi serangan semacam itu.
Contohnya, TNI, Polri, Kementerian kesehatan, Kementerian Perhubungan, Ditjen Imigrasi hingga Ditjen Bea dan Cukai.
"Misal di satu tempat ditemui virus, Kementerian Perhubungan langsung memerintahkan agar jangan ada pesawat yang ke situ, misal ada dari Imigrasi langsung memerintahkan agar jangan ada yang ke sana," katanya.
"Kita bergerak bersama--sama, tapi (sekarang) kita tidak seperti itu," ujarnya.