TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Negosiasi dengan para penyandera warga Desa Binti dan Desa Kimbley , Tembagapura, Mimika, Papua, tidak berlangsung lancar menurut Pangdam Chendrawasih, Mayjen TNI George Elnadus Supit.
Saat dihubungi Tribunnews.com, ia menyebut setelah proses negosiasi menemui jalan buntu, akhirnya diputuskan untuk menggelar operasi pembebasan sandera, oleh aparat gabungan TNI - Polri.
"Negosiasi menemui jalan buntu, sehingga kita lakukan operasi penyelamatan," ujarnya.
Saat ini menurut Jenderal bintang dua tersebut, warga yang sekitar sepekan terakhir disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) itu, sudah dievakuasi ke Tembagapura, dengan kendaraan milik PT. Freeport Indonesia.
Kapala Penerangan Kodam Chendrawasih, Kolonel Muhammad Aidi, saat dihubungi terpisah, menyebutkan bahwa pada pukul 13.45 WIT, seluruh sandera yang berjumlah 335 orang, berhasil diselamatkan.
Baca: Terbang ke Medan, Presiden Hadiri Munas KAHMI
Saat rombongan Pangdam Chendrawasih dan Kapolda Papua Irjen Pol. Boy Rafly Amar, meninggalkan lokasi penyanderaan usai para sandera dievakuasi, rombongan sempat ditembaki oleh anggota KKB dari kawasan perbuktian.
"Tertahannya Pangdam dan Kapolda karena pada saat evakuasi terjadi akasi tembakan," ujarnya.
Sampai saat ini Tribunnews belum memperoleh informasi, bagaimana detail operasi pembebasan tersebut digelar. Informasi soal berapa jumlah anggota KKB yang tewas, tertangkap maupun yang kabur, juga belum diterima.