TRIBUNNEWS.COM – Aturan yang mewajibkan para pengemudi menggunakan uang elektronik sudah digembor-gemborkan sejak bulan Oktober lalu. Dengan begitu, para pengendara sudah tidak bisa lagi menggunakan uang tunai.
Namun, masih saja ada beberapa kendala yang sering dirasakan oleh masyarakat mengenai penerapan peraturan ini. Untungnya, pihak Himbara telah menanggapi masalah-masalah ini dan segera memberikan solusi.
Salah satu hambatan yang sering dikeluhkan warganet di Twitter adalah respon mesin uang elektronik yang lambat. Padahal tujuan dari penerapan mesin ini untuk mempercepat transaksi tol sehingga mengurangi kemacetan.
Menangani masalah ini, Ketua Umum Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) Maryono pun mengaku sedang memperbaiki dan memperbanyak distribusi OBU (On Board Unit) sehingga kendaraan yang masuk gerbang tol tidak lagi melakukan tapping.
Bahkan, saat ini sedang dikaji adanya penambahan teknologi tanpa harus melakukan tapping melainkan menggunakan teknologi sensor (tanpa henti), yang biasa disebut dengan Multi Lane Free Flow-MLFF.
Namun, untuk sementara jika transaksi uang elektronik tak terbaca dan sampai saldo terpotong dua kali, berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan.
Sampaikan keluhan kepada kantor cabang terdekat
Setelah melaporkan kepada kantor cabang bank terdekat, selanjutnya bank akan menyelesaikan pengembalian dana akibat multi transaksi yang dibuktikan dengan sejarah transaksi.
Hubungi BUJT (Badan Usaha Jalan Tol)
BUJT hadir di gerbang tol, atau Anda bisa menghubunginya melalui call centre BUJT. Selanjutnya BUJT akan meminta pengguna jalan tol untuk menyampaikan sejarah transaksi untuk diverifikasi.
Jika terbukti, maka BUJT akan meneruskan informasi mengenai identitas pengguna jalan, nomor rekening atau nomor kartu dan sejarah transaksi kepada penerbit uang elektronik untuk memproses pengembalian dana pada rekening atau uang elektronik pengguna jalan tol.
Jika ada hal-hal bermasalah lainnya terkait uang elektronik, silakan hubungi petugas tol ataupun call centre 021-841 3630.