News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Korupsi KTP Elektronik

Doli Kurnia: Lucu Rapat Pleno Bahas 'Surat Wasiat' Setya Novanto Bukan Agenda Munaslub

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Generasi Muda Partai Golkar (GMPG), Ahmad Doli Kurnia.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Koordinator Generasi Muda Partai Golkar (GMPG), Ahmad Doli Kurnia mengatakan, banyak yang berharap Rapat Pleno DPP Golkar yang diselenggarakan dua hari lalu itu membahas agenda Munaslub.

Menurutnya, pleno seharusnya menjadi media mengimplementasikan tuntutan perubahan yang tidak bisa ditawar lagi.

"Dengan sudah ditersangkakannya Setya Novanto untuk yang kedua kali dan sudah ditahan pula, tentu tidak ada cara atau jalan lain, demi menyelamatkan Golkar dari keterpurukan, SN harus diganti sebagai Ketua Umum Partai Golkar," kata Doli lewat pesan singkat yang diterima di Jakarta, Jumat (24/11/2017).

Doli menjelaskan, pergantian yang definitif, bukan yang temporer, sebagai dasar dimulainya perubahan secara menyeluruh, konsolidasi dan perbaikan citra.

Baca: Air Mata Deisti Tak Lagi Terbendung Kala Menjenguk Setya Novanto di Tahanan

"Rapat Pleno kemarin seharusnya adalah jalan memenuhi tuntutan konstitusi, dengan menunjuk pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum, yang tugasnya hanya satu, yaitu menyelenggarakan Munaslub segera," kata Doli.

Dia menilai lucu, rapat pleno yang kemarin digelar sama sekali tidak membicarakan Munaslub.

"Malah membahas 'surat wasiat' yang menghasilkan keputusan adanya Plt Ketua Umum. Plt yang ditunjuk pun adalah Sekjen, yang menyimpang dari perspektif kelaziman dan etika organisasi. Di mana masih ada Ketua Harian dan sembilan Korbid serta puluhan Ketua, ditunjuk Sekjend yang fungsi dan tugas utamanya adalah administratif," kata Doli.

Doli menilai, surat wasiat itu, bagi orang yang rasional dan waras, sudah seharusnya ditolak.

"Karena cara itu menunjukkan bahwa Setya Novanto menganggap Partai Golkar dan DPR RI seperti perusahaan milik pribadinya, seperti Novanto lah pemilik saham mayoritas, yang seluruh keinginannya harus dipenuhi, sekalipun saat ini dia berada di tahanan. Betapa terhinanya bangsa ini, lembaga tinggi negara seperti DPR dan institusi publik seperti Partai Golkar dikendalikan oleh seorang dari balik jeruji," katanya.

Doli hanya berharap ada kesadaran baru yang tumbuh dari dalam DPP.

Baca: Kisah Anak Pendeta Memeluk Islam, Niatnya Sempat Tertunda karena Dikejar-kejar Sang Ayah

"Selain itu saya juga berharap kepada DPD Provinsi, yang juga bisa sebagai penentu untuk terselenggaranya Munaslub atau tidak. Saya mendengar dalam beberapa hari terakhir ini ada konsolidasi yang dilakukan sesama DPD Provinsi," katanya.

"Saya berharap mereka melakukannya secara serius dengan berorientasi pada penyelamatan Golkar, bukan didasari oleh kepentingan mereka masing-masing. Ini momentum bagi DPD Provinsi untuk merubah image dari sebelumnya seperti 'cap stempel' DPP untuk menyatakan kesolidan dukung SN ke publik berubah menjadi 'garda terdepan' perubahan di dalam tubuh Partai Golkar," tambahnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini