TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Pesta upacara adat manopot horja atau dalam istilah di Jawa ngunduh mantu pernikahan Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu berlangsung di Kota Medan penuh hikmad dalam suasana adat Mandailing.
Dalam acara ini putri Presiden Joko Widodo pertama kali mengucapkan kata pertama dalam bahasa Mandailing di Kompleks BHR-Tasbi, Medan, Sumatera Utara, Jumat (24/11/2017) seperti yang dilansir dari akun Youtube KOMPASTV.
Pada saat pelaksanaan manopot horja atau pesta besar perayaan pernikahan anak laki-laki ini dilakukan lah upacara adat Mangupa Patobang Anak atau Haroan Boru.
Upacara adat Mangupa Haroan Boru bertujuan mengembalikan tondi ke badan sekaligus mengandung ungkapan-ungkapan metafora yang bermakna doa, harapan, dan nasehat terutama kepada pasangan pernikahan.
Acara pesta adat ini dimulai dengan pemotongan 10 ekor kerbau yang di mulai pagi hari kemudian dilanjutkan sidang untuk membuka acara Tortor Mambuka Galanggan di mulai sekitar pukul 07.15 WIB.
Kahiyang dan Bobby sendiri tiba di lokasi pesta adat ini pukul 10.55 WIB. Kedatangan mereka disambut Gordang Sambilan.
Kahiyang dan Bobby langsung duduk di lokasi acara bersama para tetua adat dan tamu undangan yang sudah hadir lebih dulu melaksanakan sejumlah prosesi.
Kahiyang duduk lesehan dengan posisi menduduki kakinya, tidak menempati kursi tempat duduk. Baik Bobby dan Kahiyang bersama tamu yang lain juga duduk di lesehan.
Saat duduk untuk menjawab kata sambutan yang disampaikan oleh tetua adat pada acara itu Kahiyang sempat kebingungan, karena harus menjawab ucapan terima kasih menggunakan dalam bahasa Mandailing tanpa teks.
Kendati demikian dia bisa menjawab dalam bahasa Indonesia. Namun menariknya dia juga menyampaikan kata pertamanya dalam bahasa Mandailing.
"Alhamdulillah pada siang hari ini kita bisa berkumpul di sini. Saya ucapkan terima kasih untuk kedatangan uda dan nanguda yang sudah hadir di sini dan juga keluarga besar yang sudah hadir di sini," kata Kahiyang.
Dalam sambutannya itu juga Kahiyang berharap kalau semua oleh-oleh yang telah dibawa bisa diterima tondi di badan kami. Tondi dalam bahasa Batak/Mandailing bermakna zat yang tidak nampak, dan biasa diterjemahkan dengan kata roh atau jiwa.
Dia tampak mendapat panduan dangan cara dibisiki oleh seseorang yang berada disampingnya karena kebingungan apa yang ingin disampaikan, "Semoga semua oleh-oleh yang sudah dibawa dapat diterima tondi di badan kami," ujarnya.
Atas sambutannya itu kemudian Kahiyang mendapatkan tepuk tangan dari para undangan dan disebut oleh pembawa acara "Benar-benar boru Regar".
Dalam acara itu kemudian dilanjutkan dengan Bobby Nasution yang mengucapkan terima kasih atas kehadiran tulang dan nantulang serta keluarga besar Parupuk Jae untuk datang ke Gunung Baringin.
Parupuk Jae merujuk pada wilayah di Padang Bolak Julu, Padang Lawas Utara.
"Tidak lupa keluarga dari Parupuk membawa oleh-oleh Indahan Toppu Robu," katanya. (Fahrizal Fahmi Daulay)