"Menurut saya itu bertanya sambil bercanda, bukan hate speech. Maaf kalau saya salah, karena saya tidak tahu batasan kritik dan hate speech," ujar Dewi.
Postingan lain soal dirinya yang mengomentari harga daging mahal. Dia menulis komentar "rezim koplak" terkait berita ada menteri yang menyuruh rakyat makan jeroan, kalau rakyat tidak sanggup beli daging.
Dia menganggap itu ungkapan kekecewaan, karena pemerintah dinilai tidak memberikan solusi.
"Dan saya ingat Pak Jokowi pernah mengatakan siap dikritik sekeras apapun," ujar Dewi.
Dia juga bingung polisi mengatakan di media bahwa dirinya adalah bendahara Saracen.
Di jejaring sosial Youtube, dia juga dituduh hendak mengepung Borobudur, dan dituduh mentrasfer Rp 75 juta ke Saracen untuk ujaran kebencian.
Ia juga mengklaim, selama ditahan, penyidik mengawasi soal kunjungan terhadapnya dari pihak luar.
"Saya dianggap berbahaya bisa memecah belah bangsa, memangnya Asma Dewi ini siapa, sehingga begitu ditakuti dan harus diawasi seolah-olah saya teroris kelas kakap, sedangkan Ali Imron saja teroris bom Bali bebas dibesuk," ujar Dewi.
Dewi menyatakan kesedihannya karena merasa difitnah polisi lewat media.
Diakhir menyampaikan eksepsinya, Dewi meminta hakim memahami, mengampuni dan membebaskan dia dari tuduhan.(Robertus Belarminus)
Berita ini sudah tayang di kompas.com berjudul: Menangis di Sidang, Asma Dewi Bingung dengan Kasusnya