TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tersangka kasus korupsi proyek KTP elektronik Setya Novanto diisukan akan mundur dari dua jabatannya sekaligus yakni sebagai Ketua DPR maupun ketua Umum Golkar pada pekan depan.
Hal tersebut disampaikan Ketua DPD Golkar, Nusa Tenggara Timur, Melki Laka Lena dalam diskusi pada Sabtu, (2/12/2017).
Anggota Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono menyambut baik informasi tersebut.
Menurutnya, bila benar mundur maka Novanto menghargai upaya hukum yang menjeratnya.
"Saya kira itu sebuah langkah yang patut diapresiasi karena berarti beliau menghargai upaya proses hukum yang akan dihadapinya, dia kooperarif juga," kata Agung Laksono, di Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu, (2/12/2017).
Baca: Setya Novanto Diharapkan Mundur Secara Terhormat
Menurut Agung, bila menanggalkan semua jabatannya Novanto akan fokus pada masalah hukumnya maka Novanto menjadi negarawan yang memberikan kesempatan kepada Golkar untuk mempersiapkan agenda politik yaitu Pemilu di 2018 dan 2019.
"Sekaligus memberi jalan pada Golkar untuk bisa ambil langkah langkah dalam rangka memperbaiki, mengembalikan sesuai posisinya, memilih ketua yang baru melalui Musyawarah Nasional, " pungkasnya.
Sebelumnya pasca penahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) , Novanto masih melakukan perlawanan terhadap upaya untuk melengserkannya dari jabatan Ketua Umum Golkar dan Ketua DPR.
Novanto pada Selasa 21 November lalu, menuliskan surat yang ditujukan kepada MKD DPR RI untuk menunda proses etik terhada dirinya, serta kepda DPP Golkar untuk menunda rapat pergantian ketua umum hingga putusan praperadilan.